Tahun 1980, dia bersama komikus  Wid NS dipesan untuk membuat komik tentang kepahlawanan tokoh-tokoh Orde Baru: Merebut Kota Perjuangan yang diterbitkan Yayasan Sinar Asih Mataram (Jakarta) pada 1980. Selain itu, pada tahun 2000-an, dia bersama komikus lain (Santhi Sheba, Banuarli Ambardi, Koessoenarjono, Ajon, Sungging dan Dwi "Jink" Aspitono)  berhasil menerbitkan Antologi Komik Keris. Komik yang mengangkat budaya lokal Jawa itu diterbitkan Metha Studio.
Hasmi tidak pernah menyerah. Ia terus membuat komik. Saat penulis dan Tim Kurator  Penghargaan Seni dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Yogyakarta berkunjung ke rumahnya di bilangan Karangwaru, Hasmi sedang menyelesaikan komik strip bergenre silat Jawa.
"Untuk Panyebar Semangat...,"ujarnya dengan wajah penuh optimisme, sambil menunjukkan komik ciptaanya yang menghiasi sampul belakang majalah Panyebar Semangat. Kelelahan tampak membayang di wajah Hasmi. Namun, dia tetap riang, banyak bicara, banyak tertawa, dan sering pula melucu. Suasana jadi cair, akrab dan segar.
Dia kaget, ketika kami memberitahu bahwa dia dipilih menjadi seniman yang mendapat  penghargaan seni dari Pemerintah Kota Yogyakarta. Namun, dia tetap menyembunyikan kegembiraannya. Dengan enteng dia bilang, "Oooo gitu ya? Ya, terimkasih..." ujarnya sambil tersenyum lebar.
Hasmi pun dengan senang menjawab berbagai pertanyaan Tim Kurator Penghargaan Seni Kota Yogyakarta, seputar kiprahnya di jagat komik. Â Hasmi sangat prihatin terhadap nasib dunia komik Indonesia yang terpuruk. Dia berharap, muncul sinergi dari berbagai pihak untuk membangkitkan dunia komik. Termasuk dari pemerintah.
Saat komik semakin kesulitan menemukan penerbit dan pasar, Hasmi mencoba peruntungan lain. Yakni menulis skenario film layar lebar dan televisi. Hubungan akrabnya dengan aktor film Teddy Purba, mendatangkan akses untuknya. Dia pun menulis skenario film Banteng Mataram yang digarap sutradara Bay Isbahi dan dibintangi Tedy Purba dan Minati Atmanegara. Tahun 1981, komik Gundala Putra Petir diangkat ke layar lebar dengan sutradara Lilik Sudjio dan dibintangi Tedy Purba, Amy Priyono, Anna Tairas, Â WD Mochtar, Farida Pasha, Pitrajaya Burnama, Â serta Agust Melaz. Hasmi, Sofyan Sharna dan Gordon Subandono menjadi tim penulis skenarionya. Â Adapun beberapa skenario Hasmi lainnya antara lain Kelabang Sewu, Lorong Sesat dan Harta Karun Rawa Jagitan.
Adapun karya skenarionya untuk televisi antara lain Siung Macan Kumbang (serial lakon ketoprak yang diproduksi dan ditayangkan TVRI Yogyarta), Sawijining Dina Ing Sasi Rejeb, Serial Tajuk (digarap sutradara Slamet Raharjo) dan lainnya.
Hasmi juga main untuk paket tayangan televisi, antara lain serial Gatot Kaca, Mbangun Desa (tulisan dramawan Heru Kesawa Murti), Tonil Mataraman dan drama televisi bersama Teater Stemka pimpinan aktor Landung Simatupang. Ia pun sering main film televisi (FTV) yang ditayangkan di sebuah televisi swasta Jakarta. Untuk film layar lebar, Hasmi pernah main dalam Kartini (Hanung Bramantyo), Talak 3 (Ismail Basbet) dan lainnya. Ia juga menjadi penggagas dan sutradara sinema boneka bergaya wayang Bajra Bahaskara. Sinema serial ini dibuat atas dukungan finansial sastrawan dan tokoh media Arswendo Atmowiloto. "Sebanyak 13 episode, dan sudah tayang di TVRI Jakarta," ujar Hasmi.
Selain itu, bersama kawan-kawannya dia pun membuat sinema serial ala wayang potehi bertajuk Deta dan Dea, sebanyak 13 episode. Arswendo Atmowiloto kembali memberikan dukungan secara finansial. Terlibat di dalamnya para penulis skenario, Puntung Cm Pudjadi dan Indra Tranggono dan beberapa seniman seperti Jujuk Prabowo (Teater Gandrik), Bambang Paningron (Teater Arena), Landung Simatupang, Rini Jayanti (Stemka), Pelok Sutrisno (Teater Gapit) dan Agus Kencrot.
Hasmi yang dikenal berkepribadian hangat, humoris dan baik hati juga pernah aktif di teater. Dia pernah bergabung dengan Teater Stemka, Teater Gandrik dan lainnya. Biasanya dia menjadi aktor.
Main film, teater dan menulis skenario merupakan aktivitas lain dari Hasmi. Posisioning dia tetap sebagai kreator komik. Dia telah menunjukkan dedikasi, integritas, komitmen, Â kemampuan dan reputasinya. Â Atas jasa-jasanya itu, Â pada tahun 2015 Hasmi pernah mendapat penghargaan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Yogyakarta. Â Â