Mohon tunggu...
Indrasalam17
Indrasalam17 Mohon Tunggu... Guru - Guru /Institut Teknologi bisnis dan kesehatan muhammadiyah tulungagung

Seorang pendidik yang fokus pada bidang Science dan Kimia. Semoga Bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Intip Keseruan PPG Prajabatan 2023: Calon Guru Profesional Dibekali Nilai-nilai Kebhinekaan Melalui Program Wawasan Kebhinekaan Global

12 Januari 2024   17:50 Diperbarui: 12 Januari 2024   17:58 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi penulis

Oleh : Mahasiswa PPG Prajabatan 2023 Gelombang I  Kelas IPA 01 Universitas Negeri Malang

Guru memiliki peran penting dalam membangun pendidikan sebuah negara. Tugas guru bukan hanya menyampaikan ilmu dan membimbing peserta didik, akan tetapi guru juga dituntut untuk mampu menjadi role play dalam menanamkan nilai moral dan norma agama. Selain itu guru juga harus mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada peserta didik. Nilai-nilai kebaikan yang dimaksud diantaranya jujur, bertanggung jawab, disiplin, mandiri, toleransi dan nilai-nilai Pancasila lainnya yang bertujuan menyatukan keberagaman di Indonesia. Keseluruhan nilai ini merupakan Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) yang mencerminkan manusia Indonesia seutuhnya. Akan tetapi, sebelum dapat menerapakan secara langsung kepada peserta didik, calon guru profesional ini tentunya perlu terlebih dahulu dilatih terkait WKG. Tujuannya supaya dalam penerapan kepada peserta didik dapat secara langsung terarah dan terfokus.

Wawasan kebhinekaan global ini juga bertujuan untuk menyelamatkan peserta didik sebagai generasi bangsa dari dampak arus globalisasi. Seiring berjalannya waktu, globalisasi tentunya membawa dampak positif maupun negatif. Supaya perkembangan globalisasi ini tidak menggerus budaya Indonesia, maka diperlukan edukasi mengenai wawasan global, namun tidak menghilangkan unsur kebhinekaan. Topik-topik yang dipelajari oleh mahasiswa calon guru profesional pada kegiatan WKG yang dilaksanakan di Universitas Negeri Malang pada Selasa, 9 Januari 2024, diantaranya yakni:

  1. Dunia yang berwarna

  2. Negeri penuh harmoni

  3. Damai mulai dari diri

  4. Sekolahku yang bhineka

  5. Sekolahku yang damai

Pada implementasinya, mahasiswa dibagi ke dalam lima kelompok, yang mana setiap kelompok bersama dosen mendiskusikan terkait bahasan pada masing-masing topik. Karras Bastomi selaku ketua kelas IPA 01, menuturkan bahwa kegiatan WKG sangatlah seru karena dilengkapi dengan games dan ice breaking. Hal ini juga memberikan contoh kepada para calon guru profesional tentang bagaimana menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Alhasil, peserta didik tidak akan merasa bosan saat belajar.

Topik 1 Dunia Yang Berwarna

Dalam setiap jengkal perjalanan hidup, kita disuguhkan oleh panorama indah dari dunia yang begitu berwarna. Keberagaman menjadi kanvas yang menakjubkan, memancarkan kecantikan dari setiap budaya, suku, dan tradisi yang tumbuh subur di bumi ini.

Salah satu keunikan dunia yang berwarna terletak pada keberagaman manusia. Setiap individu adalah berharga. Ia melengkapi lukisan besar kehidupan. Berbagai warna kulit, bahasa, dan kepercayaan saling bersatu membentuk harmoni yang memukau. Seperti pelangi yang terdiri dari warna-warna yang berbeda, manusia dari segala penjuru dunia menambah keindahan dan kekayaan pada lanskap sosial.

Bukan hanya manusia, alam juga turut menyumbangkan palet warna yang menakjubkan. Dari birunya langit hingga hijau rimbun pepohonan, alam menciptakan keindahan yang tiada tara. Satu matahari terbenam dengan warna-warna yang memukau menciptakan panggung yang sempurna untuk merenung dan bersyukur atas kebesaran Sang Pencipta.

Selain keberagaman sosial dan alam, dunia yang berwarna juga menggambarkan kreativitas manusia. Seni, musik, sastra, dan inovasi teknologi adalah ekspresi warna-warni dari pikiran dan imajinasi manusia. Sebuah kanvas putih menjadi masterpiece yang hidup dengan setiap goresan kuas dan nada melodi yang tercipta. Inilah daya tarik dunia yang berwarna, di mana setiap orang memiliki potensi untuk menambahkan nuansa baru dan menorehkan jejak kreativitasnya.

Namun, untuk menikmati keindahan dunia yang berwarna, diperlukan sikap terbuka dan penerimaan terhadap perbedaan. Sebagaimana warna-warna pelangi saling bersatu, demikian pula manusia perlu menyatukan keberagaman mereka. Menghargai, menghormati, dan saling belajar dari satu sama lain adalah langkah awal menuju masyarakat yang inklusif dan damai.

Dalam menghadapi tantangan dan kesulitan hidup, dunia yang berwarna memberikan kita pelajaran berharga. Keberagaman adalah kekuatan, dan ketika semua warna bekerja bersama, dunia ini menjadi tempat yang indah untuk dihuni. Mari kita bersama-sama merayakan dunia yang berwarna, di mana keberagaman dan kreativitas adalah jembatan untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.

Topik 2 Negeri penuh Harmoni

Pada topik 2, mahasiswa calon guru profesional mempelajari tentang Negeri penuh Harmoni. Negara kita yaitu Indonesia terkenal dengan negara yang penuh keberagaman. Mulai dari pulau yang membentang dari Sabang hingga Merauke, suku bangsa dan kekayaan bahasa daerah. Walaupun Indonesia memiliki suku dan bahasa daerah yang beragam, kita tetaplah dipersatukan dengan bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Dengan keberagaman yang mewarnai negeri ini, kita seharusnya merasa bangga karena dapat menikmati dan mengenal berbagai adat dan budaya dari suku yang berbeda. Pun dapat menikmati makanan daerah dari ujung pulau Sumatera hingga ke ujung timur Papua. Semuanya tersedia dengan penuh harmoni di negeri ibu pertiwi ini. 

Seperti pesan Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Bapak Soekarno, "Negeri ini, Republik Indonesia, bukanlah milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat-istiadat tertentu, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!." Jadi, kita sebagai calon guru profesional di masa depan serta warga Indonesia tentulah perlu disyukuri, memahami dan bekerja sama dalam satu cerita yaitu Indonesia. 

Menurut mahasiswa yang tergabung dalam kelompok 3 mengatakan bahwa adanya diklat wawasan kebhinekaan global yang dilaksanakan oleh Universitas Negeri Malang pada program PPG Prajabatan gelombang 1 tahun 2023 ini sangatlah penting sebagai bekal menjadi calon guru profesional kelak agar dapat terus memupuk dan menumbuhkan sikap toleransi antar masyarakat Indonesia maupun global. Selain itu, diklat ini juga merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan melibatkan nilai-nilai kebersamaan, pentingnya pendidikan, dialog antarbudaya, serta komitmen dari berbagai pihak dalam masyarakat untuk mencapai tujuan yang sama yaitu keharmonian di Indonesia atau bahkan di tingkat global.

Topik 3

Pada topik 3, mahasiswa calon guru profesional mempelajari tentang damai dimulai dari diri yang menekankan bahwa pentingnya refleksi diri untuk mencapai kedamaian, yaitu proses introspeksi atau pemahaman mendalam tentang nilai-nilai, keyakinan, dan tindakan pribadi serta menyadari dampak tindakan dan sikapnya terhadap lingkungan sekitar.

Topik 4

Topik 4 membahas tentang sekolahku yang bhineka dalam kegiatan Wawasan Kebhinekaan Global ini, kami membuat sebuah proyek permainan yang menumbuhkan nilai-nilai kebhinekaan. diantaranya yaitu ;

1. Pemainan Siapa cepat dia dapat

2. Permainan DOSIK (Domino Asik)

Permainan ini merupakan permainan domino seperti pada umumnya. manun ada yang spesial dalam permainan ini yaitu  menggunakan Bahasa dan penanaman nilai-nilai kebhinekaan bangsa Indonesia. Domino memiliki  karakteristik yang sangat aplikatif, diantaranya: 1) ideal untuk materi yang hendak disampaikan, 2) dapat digunakan untuk mengetahui apa yang telah diketahui siswa, 3) kegiatan ini menuntut semua orang untuk terlibat, serta 4)  membantu siswa yang pemalu untuk lebih terbuka, 5) di level yang lebih lanjut, kedua sisi pada kartu Domino dapat digunakan pertanyaan dan jawaban yang lebih komplek, dengan memperkuat kebutuhan membaca dengan seksama untuk menjawab pertanyaan dengan tepat.

Menurut Nurhamidin (2018) permainan Domino ini yaitu melibatkan siswa untuk berpikir dan menjawab pertanyaan yang diajukan dari kartu Domino. Pertanyaan diberikan kepada pasangan kartu  lawan yang sudah didesain saling berkaitan. Permainan kartu Domino ini mengacu pada ketepatan dan kecepatan pemain dan kelompok dalam menyelesaikan permainan.

Pada permainan DOSIK (Domino Asik) ini ada beberapa pertanyaan dan jawaban tentang kebhinekaan sekaligus sebagai pengingat, penanaman nilai kebhinekaan bangsa Indonesia. Sebagaimana tampak pada gambar dibawah ini.

3. Permainan Ular Tangga Kebhinekaan

Ular tangga kebhinekaan adalah permainan yang diadopsi dari permainan tradisional ular tangga. Permainan ini dibuat untuk diterapkan di kelas ketika mengajar kelak, sesuai dengan pendapat Nugroho bahwa permainan, akan membuat siswa lebih bersemangat dan tertarik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, ini disebut sebagai games edukasi (Lestari dan Eli, 2022). Ide di balik permainan ini adalah untuk mengajarkan pemain tentang keragaman budaya, nilai, dan pengalaman nyata. Dimana dalam permainan ini dimodifikasi dengan menambahkan pertanyaan bertema kebhinekaan untuk memberikan pengetahuan kebhinekaan kepada peserta didik. 

Cara bermain ular tangga kebhinekaan sama seperti cara bermain ular tangga pada umumnya, yaitu menggulir dadu kemudian melangkah sesuai angka dadu yang keluar. Hanya saja pada beberapa angka terdapat pertanyaan terkait kebhinekaan Indonesia seperti menyebutkan makanan daerah di Indonesia, suku di Indonesia apa saja hingga menebak bahasa daerah. Jika tidak dapat menjawab pertanyaan di angka tersebut, maka mundur 2 langkah. Begitu seterusnya hingga terpilih pemain yang sampai terlebih dahulu di angka terakhir yaitu angka 30. Permainan ular tangga kebhinekaan tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga alat edukatif yang dapat membantu membangun kesadaran dan apresiasi terhadap keberagaman global.

Dokumentasi Permainan Ular Tangga Kebhinekaan
Dokumentasi Permainan Ular Tangga Kebhinekaan

4. Pemainan Tradisional Boy-boyan

Boy-boyan merupakan permainan tradisional yang berasal dari provinsi Jawa Barat. Sebenarnya, permainan ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Misalnya, di daerah Pati, Jawa Tengah, permainan ini dikenal dengan nama Gaprek Kempung. Di daerah Sunda, ada yang menyebutnya boy-boyan, ada juga yang  menyebutnya Babancakan. Dan di beberapa daerah lainnya permainan ini disebut Gebokan, karena katanya suara yang biasa ditimbulkan apabila bola karet yang digunakan dalam permainan mengenai anggota badan dari pemain akan menimbulkan suara "Gebok". Walaupun memiliki sebutan yang berbeda-beda, pada intinya permainan boy- boyan ini adalah sama, hal inilah yang menjadikan ciri khas kebhinekaan bangsa Indonesia. Permainan tradisional dari Jawa Barat ini memadukan kerja motorik anak dan juga mengasah kemampuan membuat strategi. Permainan boy-boyan biasanya dimainkan oleh minimal dua orang atau dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 5-10 pemain yang dibagi menjadi dua kelompok dan dilakukan di lapangan yang cukup luas

Permainan boy-boyan adalah permainan merobohkan susunan pecahan genteng atau gerabah, pecahan asbes, potongan kayu, atau pacahan batu bata, atau kaleng susu, dan sebagainya yang disusun dengan menggunakan bola. Kemudian kelompok yang berjaga harus menyusunnya kembali. Namun mereka harus hati-hati, karena tim lain akan berusaha menggagalkannya dengan melempar bola. Uniknya dari permainan ini adalah peraturan dalam membawa bola. Kelompok yang jaga berusaha melempar bola untuk mengenai kelompok bermain. Tetapi bukan dengan membawa lari bola, lalu melemparkannya mengenai tubuh lawan, melainkan bola harus dioperkan kepada anggota kelompoknya sambil berusaha mengejar dan melemparkan bola. Apabila mereka berhasil menyusun pecahan genting tersebut, mereka berteriak 'Boi-boi', yang artinya mereka memenangkan permainan.

Permainan tradisional boy-boyan ini memang sederhana. Tetapi dibalik kesederhanaan itu terkandung nilai-nilai kebhinekaan bangsa Indonesia, pada permainan ini kita diajarkan untuk bekerja sama dalam satu tim, yaitu berusaha untuk melindungi kawan supaya tidak terkena lemparan bola lawan. Di sisi lain, permainan ini juga melatih konsentrasi. Konsentrasi diperlukan ketika hendak melempar bola agar tepat mengenai tumpukan genteng dan dapat merobohkannya. Permainan boy-boyan juga memerlukan ketepatan dan kecepatan ketika harus menghindari lemparan bola lawan dan menyusun kembali genteng yang berserakan. Permainan ini memiliki nilai tinggi dalam menjunjung sportivitas. Karakter positif lain yang dapat diambil dari permainan ini yaitu kewaspadaan, kegesitan, serta kehati-hatian dalam mengambil tindakan. Sebagai permainan tim, boy-boyan juga mengajarkan nilai-nilai gotong royong, kebersamaan dan kerja sama. Sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini.

dokpri
dokpri

Topik 5

Topik 5 menuntun mahasiswa calon guru profesional untuk mempelajari sekolahku yang damai. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa pada topik ini yakni bermain kartu. Kartu-kartu tersebut berisikan tentang berbagai jenis ancaman dan kapasitas yang mungkin terjadi di sekolah. Mahasiswa secara bergilir diminta untuk mengambil kartu sesuai dengan aturan yang telah diberikan. Setelah itu, mahasiswa diminta untuk merefleksikan topik yang telah dipelajari.

Berdasarkan games yang telah dimainkan, untuk mengurangi resiko yang muncul di sekolah, maka perlu diimbangi dengan menambah kapasitas. Apabila ancaman yang diberikan banyak, maka resiko yang terjadi juga akan besar. Dampaknya, sekolah akan menjadi bermasalah. Oleh karena itu, untuk menciptakan lingkungan sekolah yang damai, maka perlu dikembangkan berbagai kegiatan yang bersifat positif, seperti memperbanyak poster terkait perdamaian dan anti kekerasan, HAM, serta proses pembelajaran yang senantiasa melibatkan gotong royong dan toleransi. Calp (2020) dalam artikelnya yang berjudul "Peaceful and Happy Schools: How To Build Positive Learning Environments" menjelaskan bahwa sekolah sebagai tempat peserta didik belajar haruslah memiliki lingkungan yang damai dan menyenangkan. Hal ini seperti penuh dengan kasih sayang, kejujuran, keteguhan hati, empati dan kebaikan dalam atmosfer sekolah yang damai.

Melalui atmosfer positif dalam lingkungan sekolah, maka akan memberikan kenyamanan kepada peserta didik, sehingga pencapaian tujuan pembelajaran dapat berlangsung dengan intensif. Hal ini akan membantu mewujudkan kegiatan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik. Selain itu, juga memberikan contoh kepada peserta didik terkait nilai-nilai kebhinekaan untuk meraih Indonesia yang dipenuhi dengan generasi yang berkualitas secara akademis dan moral.

Menurut Alfin Ardiansyah, selaku mahasiswa PPG Prajabatan dari kelas IPA 01, kegiatan yang dilaksanakan selama WKG ini sangat menyenangkan dan mampu mengembangkan kreativitas kami. Saya bersama kelompok merancang game yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, namun game ini juga dapat menanamkan nilai-nilai kebhinekaan kepada peserta didik. Game yang kami aplikasikan di kelas yakni permainan tradisional Ular Naga. Nilai kebhinekaan yang terkandung di dalamnya yakni nilai gotong royong, yang mana kita dapat memainkan game ini dengan seluruh anggota kelas tanpa memandang agama, ras, suku, dan warna kulit dari teman-teman kami. Kegiatan selama WKG juga memberikan pembelajaran kepada kami sebagai calon guru profesional, tentang pengelolaan kelas dan esensi dari pembelajaran sendiri, yakni tidak hanya transfer knowledge, melainkan juga perlunya menanamkan nilai-nilai luhur bangsa kepada generasi masa depan melalui proses pembelajaran.

KESIMPULAN

Guru perlu membelajarkan wawasan kebhinekaan global kepada peserta didik untuk menyiapkan generasi masa depan bangsa yang berkualitas, baik secara akademis maupun moral. Oleh karena itu, sebagai calon guru profesional perlu menambah wawasannya terkait kebhinekaan supaya dapat diaplikasikan dalam kehidupan pribadinya dan lingkungan sekitarnya, termasuk anak didiknya. Hal ini akan mampu memberikan makna kepada calon guru profesional, betapa pembelajaran yang berbasis wawasan kebhinekaan global mampu mencetak manusia Indonesia yang berdaya saing tinggi dan cinta tanah air serta memiliki toleransi tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Calp, S. (2020). Peaceful and Happy Schools: How To Build Positive Learning Environments. International Electronic Journal of Elementary Education, 12 (4): 311-320.

Lestari, Apriany Myrna dan Eli Hermawati. (2022). Penggunaan Media Pembelajaran Ular Tangga Dalam Menanamkan Karakter Berkebhinekaan Global pada Siswa SDIT Darul Amanah. Journal of Innovation and Sustainable Empowerment. Vol. 2, No. 1: 6-11. 

Nurhamidin.(2018). Penggunaan Media Kartu Domino Untuk Penguatan Kemampuan Faktual Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah. Avatara, e-Journal Pendidikan Sejarah. Universitas Negeri Surabaya.Volume 6, No. 4 Tahun 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun