Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Kasus Holywings Ajarkan Kita Pentingnya Menciptakan Media Promosi yang Tepat

26 Juni 2022   14:43 Diperbarui: 28 Juni 2022   09:29 2121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tim Marketing Menyusun Startegi Bisnis | Sumber Freepik via KParapuan.co

Baru-baru kita dihebohkan dengan munculnya media promosi dari akun Instagram Holywings tentang pemberian minuman beralkohol secara gratis bagi pengunjung yang memiliki nama "Muhammad" dan Maria khusus setiap hari Kamis. 

Secara personal, saya geleng-geleng kepala ketika membaca konsep promosi ini. Sebagai seseorang yang bekerja di divisi marketing dan distribusi. 

Saya paham betul bahwa promosi sangat penting dilakukan oleh perusahaan untuk memperkenalkan produk/jasa hingga menarik minat calon konsumen untuk mencoba bahkan membeli atau menggunakan produk/jasa yang ditawarkan. 

Promosi Holywings Yang Berujung Kecaman | Sumber: Kumparan.com
Promosi Holywings Yang Berujung Kecaman | Sumber: Kumparan.com

Ironisnya cara promosi Holywings justru menuai kecaman. Kita sudah paham bahwa Holywings adalah bar yang menjadi tempat nongkrong anak muda hingga kalangan khusus yang suka dengan gemerlap hiburan malam. 

Tidaklah heran jika Holywings menyediakan minuman beralkohol bagi para pengunjung. Namun penggunaan nama Muhammad dan Maria sebagai media promosi sungguhlah tindakan kurang bijak dan menyinggung umat muslim dan kristiani. 

Muhammad dan Maria adalah sosok penting dan dihormati oleh masing-masing agama yaitu Muhammad bagi umat muslim dan Maria bagi umat Kristiani. Pemberian minuman gratis bagi pemilik dua nama ini lah yang membuat promosi ini dilaporkan ke ranah hukum. 

Terbukti telah ditetapkannya 6 tersangka oleh pihak berwajib atas kasus ini. Mengutip dari salah satu situs berita, 6 tersangka tersebut antara lain :

  1. EJD (27) sebagai Direktur Kreatif Holywings
  2. NDP (36) selaku desain program dan meneruskan ke tim kreatif
  3. DAD (27) sebagai pembuat desain promo yang viral
  4. EA (22) sebagai admin yang mengunggah promosi di media sosial
  5. AAB (25) sebagai socmed officer, dan 
  6. AAM (25) sebagai admin tim promosi yang memberi request (Sumber Klik Di sini).

Keenamnya dijerat tentang pasal yang berkaitan dengan Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) terkait penodaan agama dan ujaran kebencian bernuansa SARA. 

Mengapa Membuat Media Promosi Tidak Boleh Sembarangan? 

Berkaca pada pengalaman saya di bidang marketing, promosi sangat perlu dilakukan untuk mengenalkan produk/jasa kepada calon konsumen. 

Contoh Media Promosi Untuk Menarik Minat Konsumen | Sumber: Situs Energi Bangsa
Contoh Media Promosi Untuk Menarik Minat Konsumen | Sumber: Situs Energi Bangsa

Ada banyak cara yang dilakukan seperti membagikan flyer promosi, membuat pameran, stand promosi, iklan di media massa hingga mempromosikan si situs sosial media. 

Promosi yang dianggap berhasil jika terjadi peningkatan jumlah konsumen, peningkatan pemahaman konsumen terhadap produk/jasa, branding diingat oleh konsumen atau peralihan dari kompetitor ke produk/jasa yang kita tawarkan. 

Tentu saja biaya promosi tidaklah murah. Bahkan untuk perusahaan/usaha yang baru merintis, biaya promosi bisa 1/4 dari anggaran yang disiapkan. 

Masih ingatkah kita saat startup seperti Gojek, Grab, OVO di awal kemunculannya memberikan promo besar-besaran? Bahkan banyak konsumen menilai perusahaan seakan "bakar-bakar uang" agar menarik konsumen. 

Namun hasilnya dapat dilihat saat ini di mana jumlah konsumen setia telah banyak dan branding mereka telah dikenal masyarakat luas. 

Di sisi lain ada juga perusahaan yang menggunakan strategi lain agar biaya promosi kecil namun bisa berdampak besar. Salah satunya membuat gimmick atau membuat gebrakan yang membuat masyarakat penasaran kemudian menjadi buah bibir dan viral.

Saya merasa konsep promosi Holywings masuk pada kategori ini di mana tim promosi berharap gimmick pemberian minuman alkohol gratis bagi pemilik nama tertentu bisa heboh dan viral di masyarakat. 

Jika tujuan ini benar, mereka berhasil namun keberhasilan ini justru membawa penyesalan. 

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum membuat media promosi. Apa saja itu? 

1. Jangan Menjatuhkan Produk Kompetitor

Umumnya setiap produk/jasa yang berkembang di pasaran akan memiliki kompetitor yang bersaing di ranah yang sama. 

Contoh ada Gojek dengan Grab, BCA dengan Bank Mandiri, Bukopin, Bank Permata dan masih banyak lainnya. 

Promosi yang dilakukan biasanya dilakukan dengan membagikan berbagai kelebihan produk/jasa. Namun kerap kali ada tim promosi yang sengaja membandingkan keunggulan produk/jasa dan menjatuhkan kompetitor. 

Saya masih ingat dulu sempat ada iklan yang terkesan saling menjatuhkan. Contoh Pepsi vs Coca-cola (Cola wars) lalu McDonald's versus Burger King. 

Pembaca bisa browsing di YouTube, akan banyak ditemukan perang promosi yang saling menjatuhkan kompetitor. 

Contoh Promosi Yang Terkesan Menyindir Kompetitor | Sumber: Quora
Contoh Promosi Yang Terkesan Menyindir Kompetitor | Sumber: Quora

Sayangnya perang dagang tidak sehat ini justru bisa mengarah pada kasus hukum. Di Indonesia sendiri sudah banyak laporan atas masalah ini. Salah satu yang terbaru menimpa Richard Lee yang memiliki usaha produk kecantikan yang dianggap mencemarkan nama baik produk kompetitornya. 

2. Konten Promosi "Flexing" Berlebihan

Saya sempat menemukan sebuah brosur iklan tentang pengobatan alternatif yang ada di daerah saya. Dikatakan dalam brosur tersebut bahwa praktek pengobatannya bisa menyembuhkan hampir semua jenis penyakit seperti diabetes, jantung, asam urat, hingga HIV. 

Lucunya saya mendapatkan kabar bahwa pemilik pengobatan alternatif ini justru meninggal karena terkena penyakit. 

Saya sadar promosi ini terkesan mirip flexing atau menceritakan sesuatu secara berlebihan. Ini karena di ranah medis, dokter spesialis saja tidak berani menjanjikan kesembuhan pada pasiennya apalagi mengatakan bisa menyembuhkan segala jenis penyakit. 

Bahkan resiko promosi jenis ini adalah tuntutan dari konsumen yang merasa tertipu karena tidak mendapatkan hal yang disampaikan dalam media promosi yang diterima. 

3. Menutupi Informasi Tertentu

Tidak sedikit tim promosi akan menutupi informasi-informasi khusus atau kekurangan produk/jasa agar konsumen tidak ragu menggunakan produk/jasa ditawarkan. 

Saya sering menemukan kasus ini ketika membaca promosi asuransi, bursa berjangka/pialang, kartu kredit dan sebagainya. Tim promosi/marketing biasanya menghindari untuk menjelaskan resiko atau biaya lain kepada konsumen. 

Kasus yang sempat viral ketika banyak pengguna asuransi yang merasa tertipu dengan produk asuransi yang mereka gunakan. Ada media promosi yang menyebutkan uang premi akan kembali 100 persen jika sudah berjalan sekian tahun. 

Padahal informasi ini tidak benar seluruhnya di mana asuransi ini bersifat unit link di mana premi yang kembali akan jauh lebih kecil daripada uang yang dibayarkan. 

Resiko dari promosi ini, akan muncul trust issue yang berdampak secara global. Masyarakat menjadi tidak percaya pada produk asuransi meskipun kasus ini hanya terjadi pada segelintir kecil perusahaan asuransi. 

Akhirnya ini akan merugikan perusahaan sejenis yang selama ini telah mempromosikan dengan cara yang tepat. 

***

Promosi memang menjadi ranah penting bagi perusahaan. Namun promosi yang salah bisa saja berdampak besar tidak hanya bagi perusahaan namun juga tim promosi. 

Kasus Holywings adalah salah satunya di mana promosi yang tidak tepat, justru membuat 6 karyawan ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penistaan agama. 

Sebaiknya bagi kita yang saat ini bekerja di divisi marketing yang mengurusi masalah promosi. Beberapa hal di atas bisa jadi pertimbangan agar terhindar dari resiko akibat promosi yang kurang tepat. 

Jangan sampai promosi yang berujung pencemaran nama baik, menjatuhkan kompetitor, terlalu berlebihan hingga melukai golongan tertentu berujung pada tuntutan hukum atau trust issue di masyarakat.

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun