1. Jangan Menjatuhkan Produk Kompetitor
Umumnya setiap produk/jasa yang berkembang di pasaran akan memiliki kompetitor yang bersaing di ranah yang sama.Â
Contoh ada Gojek dengan Grab, BCA dengan Bank Mandiri, Bukopin, Bank Permata dan masih banyak lainnya.Â
Promosi yang dilakukan biasanya dilakukan dengan membagikan berbagai kelebihan produk/jasa. Namun kerap kali ada tim promosi yang sengaja membandingkan keunggulan produk/jasa dan menjatuhkan kompetitor.Â
Saya masih ingat dulu sempat ada iklan yang terkesan saling menjatuhkan. Contoh Pepsi vs Coca-cola (Cola wars) lalu McDonald's versus Burger King.Â
Pembaca bisa browsing di YouTube, akan banyak ditemukan perang promosi yang saling menjatuhkan kompetitor.Â
Sayangnya perang dagang tidak sehat ini justru bisa mengarah pada kasus hukum. Di Indonesia sendiri sudah banyak laporan atas masalah ini. Salah satu yang terbaru menimpa Richard Lee yang memiliki usaha produk kecantikan yang dianggap mencemarkan nama baik produk kompetitornya.Â
2. Konten Promosi "Flexing" Berlebihan
Saya sempat menemukan sebuah brosur iklan tentang pengobatan alternatif yang ada di daerah saya. Dikatakan dalam brosur tersebut bahwa praktek pengobatannya bisa menyembuhkan hampir semua jenis penyakit seperti diabetes, jantung, asam urat, hingga HIV.Â
Lucunya saya mendapatkan kabar bahwa pemilik pengobatan alternatif ini justru meninggal karena terkena penyakit.Â