# Adab Pertama : Hormati Pantangan
Tidak jarang saat ingin mendaki sebuah gunung, ada informasi terkait pantangan yang harus dihindari dan jangan dilanggar. Pantangan ini bisa diinfokan secara langsung oleh pengelola, warga setempat, tetua, juru kuncen hingga dari mulut ke mulut antar pendaki.Â
Contoh pantangan yang umum beredar di komunitas pendaki seperti jangan kencing sembarangan, jangan berbicara kotor, jangan berbuat mesum, jangan mengeluh, jangan memiliki niat kotor dan sebagainya.Â
Ironisnya masih ada pendaki yang menggangap pantangan itu hanyalah mitos semata. Baginya tidak ada hal mistis di gunung sehingga dirinya mengabaikan pantangan tersebut.Â
Umumnya pantangan yang sering disampaikan oleh pendaki justru bisa diambil sisi positif. Apabila kita merasa mengganggap pantangan jangan terlalu percaya karena bersifat musyrik.Â
Bagi saya, anggap lah pantangan itu sebagai hal tradisi yang tetap harus kita hormati. Sama hal ketika kita mengunjungi daerah baru pasti ada hal atau tradisi yang bertentangan dengan kebiasaan kita. Namun pasti kita berusaha tetap menghormati dan menghargai tradisi yang ada.Â
Saya anggap mendaki ke gunung layaknya bertamu ke sebuah pekarangan rumah orang lain. Jika kita sebagai pemilik rumah pasti akan merasa kesal ada orang lain asal masuk ke pekarangan tanpa permisi, kencing di pekarangan hingga mengeluarkan kata kotor.Â
Wajarlah jika si pemilik rumah marah hingga mengerjai si tamu tidak diundang tersebut. Ini pulalah yang sering dialami oleh pendaki yang merasa mengalami hal mistis di gunung. Mereka seakan mengabaikan pantangan yang sudah diinformasikan sebelumnya.Â
# Adab Kedua : Jangan Merusak Dan Berniat Tidak Baik
Ada pesan bijak yang selalu ditanamkan kepada para pecinta alam yaitu
- Jangan mengambil sesuatu selain foto
- Jangan meninggalkan sesuatu selain jejak
- Jangan membunuh sesuatu selain waktu