Seiring waktu si staff meningkatkan kemampuan diri dari softskill hingga mengerjakan hal-hal yang diberikan dengan atasan mulai dari hal kecil hingga yang paling rumit.
Tanpa disadari seiring waktu justru atasan merasa tergantung dengan si staff tersebut. Untuk hal kecil saja ia bergantung pada si staff. Bahkan ketika staff sempat mengajukan pengunduran diri. Si atasan berusaha menahan si staff agar membatalkan dirinya.
Disini saya belajar kita bisa membalikan situasi jika saat ini kita dianggap masih kurang ini karena kita belum mengetahui standar kinerja yang ditetapkan atasan.
Namun ketika kita sudah tahu dan menaikan level kita dari sisi keterampilan dan integritas bisa jadi atasan yang awalnya toxic justru menjadi tergantung.
Saya merasa balas dendam terbaik adlaah merubah situasi dimana atasan bergantung pada kinerja kita. Selain sebagai pembuktian diri tentu ini akan membuat kita jauh lebih baik dari sebelumnya.
***
Atasan toxic memang menjadi sebuah dilema besar apalagi di kondisi saat ini yang susah mendapat kerjaan baru.
Alih-alih ingin tetap bertahan namun bingung cara mengatasi sifat toxic atasan yang membuat kita tidak nyaman dalam bekerja.
Atasan tetaplah manusia biasa artinya kita masih memungkinkan mengubah sikap dan penilaian dirinya pada kita sebagai bawahannya.Â
Hal di atas bisa dicoba agar lingkungan kerja yang semula toxic berubah menyenangkan dan sesuai dengan ekspetasi.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--