Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kesalahan Dasar Anak Training yang Bikin Karir Tamat

2 Oktober 2021   10:59 Diperbarui: 1 November 2021   02:29 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak training | Sumber: pexels.com/id-id/@fauxels 

Hal lain yang kerapkali disembunyikan oleh kandidat yaitu status pernikahan. Tidak jarang ada kandidat yang sebenarnya sudah menikah, namun belum sempat mengubah KTP akhirnya tetap menuliskan status single di surat lamaran untuk membuka peluang diterima kerja lebih besar. 

Namun yang patut diantisipasi adalah kandidat yang menyembunyikan alasan sebenarnya resign dari tempat kerja sebelumnya. 

Pernah ada kasus dimana kandidat yang diterima ternyata memiliki track record buruk, yaitu pernah menggelapkan uang perusahaan sebelumnya serta terindikasi menggunakan barang terlarang. 

Alhasil ketika mengetahui karyawan training memiliki catatan buruk yang ternyata disembunyikan saat interview, saya pun memilih tidak memperpanjang kontraknya. Ini mengantisipasi perusahaan terkena masalah akibat perilaku buruknya apalagi ada hal yang berkaitan dengan ranah hukum. 

Tidak Cepat Belajar

Tidak jarang perusahaan berada diposisi tidak mengenakan di mana karyawan ingin resign secara tiba-tiba sehingga perusahaan mau tidak mau harus segera mencari kandidat pengganti. 

Setelah dirasa cocok, kandidat akan menjadi karyawan training. Ironis karyawan training ini ternyata kurang cepat beradaptasi dengan kerjaan. Kondisi ini bisa disebabkan karena perusahaan merekrut karyawan fresh graduate ataupun proses rekrut karena terburu-buru. 

Contoh sederhana karyawan training sebagai staff HRD. Ternyata si staff memiliki karakter pemalu dan introvert. 

Di sisi lain ketika dirinya merasa bingung terkait pekerjaan, dirinya sungkan bertanya kepada atasan atau senior. 

Dampaknya kerjaan menjadi tidak maksimal dan tidak sesuai ekspetasi. Kondisi inilah yang bisa membuat manajemen kecewa dan memilih tidak melanjutkan kontrak kerja si karyawan. 

Kita tahu bahwa kerja di perusahaan baru butuh banyak penyesuaian. Sebaiknya karyawan training lebih banyak menggali informasi baik secara otodidak atau bertanya kepada senior atau atasan. Ini agar ekspetasi manajemen bisa tetap terjaga dan kita cepat memahami jobdesc. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun