Ya, seperti dua orang yang menemani Arnes. Mereka berlidah Minang, dalam bahasa Padang. Satu berkulit kuning bermata sipit, satu lagi berkulit lebih legam dari sawo matang.Â
Dua genetika bertetangga yang menyumbang jumlah manusia terbanyak pertama dan kedua saat ini. Satu ahli di bidang properti, satu lagi jagoan di bidang garmen. Satu tukang bangunan (papan), satu tukang jahit (sandang).Â
Entah sengaja atau tidak, Arnes dalam perjumpaan lagi setelah bertahun lalu itu hanya bergelak-gelak. Dua orang yang mendampinginya, jauh lebih kuat tampil sebagai visi dan tujuan, ketimbang 40 hingga 50 halaman visi dan misi. Arnes tidak perlu berbicara banyak lagi, dalam sisa waktu yang penuh kerja ini.
Kalau bukan Arnes, siapa?
Jakarta, 6 November 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H