"Siap, salah," ucap Amir.Â
"Kamu mengenal Franky, sebelumnya?" tanya Jack.Â
"Tidak ingat," jawab Amir, pelan sekali.Â
Jack meminta petugas membawa Amir keluar, dan berganti membawa Komar ke dalam ruangan interogasi.Â
Pertanyaan yang sama dan jawaban yang sama, kecuali soal jumlah peluru. "Laporan saya sudah jelas, peluru saya lepaskan saat menangkap bandar narkoba di pasar lama," ucap Komar.Â
Jack memicingkan matanya, ia menatap sinis pada Komar dan berkata, "ada Budi dan Wanggai di lokasi, ada aku juga. Dan kami tak pernah melihat atau mendengar kau melepas tembakan, Komar."Â
"Terakhir, apa kau mengenal Sunyoto Darmono?" pungkas Jack.Â
"Tidak ada yang tidak mengenal orang itu, di Indonesia," jawab Komar.Â
Interogasi masih berlanjut sampai tengah malam. Hingga sebuah kesimpulan dicatat Jack pada laporan. Namun, Jack masih buntu untuk memutus dan membuktikan dugaan. Apakah Amir, ataukah Komar pelaku sebenarnya. Iapun mengirimkan catatan itu ke komisaris polisi Dadang melalui E-mail.Â
Franky mengenal Amir. Mereka bekerjasama dalam kasus penggelapan, pada kecelakaan mobil pengantar uang di tahun 2017. Hari itu, Amir yang seharusnya bertugas, digantikan oleh Franky di hari kejadian.Â
Skenario berjalan lancar. Franky membunuh supir dan memasukkan mobil tersebut ke jurang. Sedangkan ia, berpura-pura terluka di tepi jurang. Namun, kejadian tak terduga adalah saat Franky ternyata dipecat dari kepolisian. Dan dia menolak membagi sisa uang hasil penggelapan pada Amir. Dengan alasan, dia yang mengambil resiko besar.Â