Tak sampai dua jam, berkas-berkas yang diminta Jack sudah diantar ke ruangan. Ia mulai membongkar satu persatu map, lembar per lembar halaman. Kerutan pada dahi, menandakan Jack tengah bekerja sungguh serius dan tidak main-main.Â
Franky, umur 34 tahun. Bekerja sebagai pengawal pribadi Sunyoto Darmono, pejabat BUMN yang tengah menghadapi kasus mega korupsi. Dimana Franky berstatus sebagai saksi kunci. Pendidikan, Akpol 2012. Jabatan terakhir Sersan Dua. Diberhentikan secara tidak hormat. Karena terbukti menjadi otak penggelapan barang bukti, pada kasus kecelakaan mobil pengantar uang ATM di daerah Bulungan pada tahun 2017.Â
Amir, umur 34 tahun. Pendidikan, Akpol 2012. Jabatan terakhir Letnan Dua. Wilayah tugas Jati Asih, sejak tahun 2019. Tahun 2015 sampai 2017 bertugas di wilayah Bulungan. 2018 dimutasi ke wilayah Parakan. Prestasi, kasus perampok Bank Daerah Parakan di tahun 2018.Â
Komar, umur 35 tahun. Pendidikan Akpol 2011. Jabatan terakhir Letnan Dua. Wilayah tugas Jati Asih, sejak tahun 2020. Tahun 2016 sampai 2019, bertugas di wilayah Parakan. Prestasi, kasus perampok Bank Daerah Parakan di tahun 2018. Tindakan indisipliner pada tahun 2017. Mengancam pejabat tinggi BUMN di diskotik Parakan, tetapi tidak ada tuntutan dari korban.Â
Jack mengambil gagang telepon, dan ia meminta akses online untuk melihat berkas-berkas, kasus kecelakaan pengantar uang ATM, kasus perampokan Bank Daerah Parakan dan kasus pengancaman pejabat oleh petugas di diskotik.Â
Menunggu satu jam lamanya, Jack akhirnya diberikan ijin untuk mengakses kasus-kasus lama di wilayah lain. Tak menunggu lama. Terlihat Jack berkutat di meja kerja. Hingga waktu menjelang magrib.Â
"Kenapa kamu membunuh Franky?" tanya Jack.Â
Suasana interogasi antara Jack dan Amir, berlangsung cukup menegangkan. Ayunan kap lampu redup di ruangan kecil, dengan kipas angin berisik yang menempel di dinding kusam. Detak jam lambat berbunyi dan dengus nafas Amir, terdengar tak beraturan.Â
"Siap, saya tidak membunuhnya. Semalaman saya siaga di ring dua pengawalan. Saya menemukan korban lebih dulu," jawab Amir.Â
"Kemana perginya, sebutir pelurumu?" Jack mulai mengintimidasi, dengan meletakkan proyektil peluru di atas meja.Â
Dengan penuh keyakinan, Amir menjawab, "siap, saya lepaskan dua minggu lalu saat mengejar begal di jalan baru."
"Tak ada laporan?" Iirikan mata Jack, mulai membuat Amir tak nyaman.