Hang Ramo naik ke anjungan kapal lanun, ia mengayunkan pedangnya hendak menebas Raja Lanun. Tapi seketika beliau terdiam, saat leher nya sudah berkalung parang.
Saat berbalik arah, parang terlepas dan beliau pun heran. Apa gerangan yang terjadi? Mengapa Raja Lanun tidak membunuhku?
Raja Lanun itu adalah Wako, sepuluh tahun silam ia telah diselamatkan oleh Hang Ramo dari lautan. Hutang uang di bayar lunas, hutang budi dibawa mati.
"Ampun, beribu-ribu ampun Tuan," ucap Wako, seraya meletakan parangnya.
Melihat hal itu, seluruh pasukan kesultanan dan pasukan lanun pun menghentikan aksi pertempuran. Mereka melihat ke atas anjungan, dimana Tuannya masing-masing tengah berhadapan.
"Apa ini, kenapa bisa engkau si Raja Lanun!?" Tanya Hang Ramo.
"Ceritanya panjang, Tuanku," ucap Wako.
"Engkau masih punya satu permintaan, mintalah agar aku mengampuni nyawamu, Tuanku," lanjutnya.
Hang Ramo tak bergeming, ia menatap dalam-dalam mata Wako si Raja Lanun. Kemudian berkata, "tidak, bukan itu permintaanku, aku mau kau menyerah kalah dan menerima hukuman dari sultan."
"Bagaimana dengan nasib anak-anak buahku?" Tanya Wako.
"Mereka akan ku ampuni, dan bekerja untuk aku," jawab Hang Ramo.