Hang Ramo hendak beristirahat, beliau bangkit dari kursi nakhoda dan berkata, "jika itu keinginanmu, baiklah Wako."
"Tuan, ada satu hal lagi," ucap Wako.
"Apakah itu?" Jawab Hang Ramo.
"Sebutkan dua permintaan, hamba akan penuhi apapun keinginan Tuan pada hamba," ucap Wako.
Hang Ramo tersenyum pada Wako, ia tahu bahwasanya Wako ingin membalas jasa padanya.Â
Kemudian beliau berkata,"permintaan pertamaku, ijinkan aku tidur dengan tenang. Bantulah awak kapal, menjaga layar tetap terkembang hingga tujuan."
"Permintaan kedua, belum aku pikirkan," tutupnya.
Wako merasa lega, orang yang menolongnya mempunyai budi pekerti yang baik. Ia mulai bekerja membantu awak kapal, membersihkan geladak, merapihkan tali dan sesekali membantu juru mudi di atas anjungan.
Sesampainya di Temasek, Wako membantu Hang Ramo mengangkut sutera dan emas ke dalam kapal. Serta menurunkan peti-peti berisi pinang, sirih dan kain tenun untuk dijual di tempat tersebut.
Begitupun di Melaka, Wako mendampingi Hang Ramo tawar menawar dengan saudagar dari timur jauh dan Eropa, keahlian Wako berbahasa Portugis menghindarkan Hang Ramo dari kerugian.
Hingga tiba seluruh barang dagangan habis dan angin Utara mulai bertiup, kapal Hang Ramo, harus segera kembali ke Muaro Jambi.