Beliau menjawab, "lihatlah serpihan kayu yang terombang-ambing. Aku sepintas melihat, ada seseorang yang tengah terapung di atasnya."
Hang Ramo meminta para awak untuk memastikan dugaannya, mereka mengambil sekoci dan mendekati serpihan kayu-kayu yang terombang-ambing di lautan.
Benar dugaan, seorang pemuda tengah kepayahan sambil memeluk erat salah satu serpihan kayu yang agak besar.
Mereka membawa pemuda tersebut, naik ke atas kapal dan memberikannya pengobatan. Di bersihkan seluruh tubuhnya dari air laut dan diberi pakaian yang layak serta dicukupi makan sampai tubuhnya benar-benar sehat.
"Siapa gerangan engkau? Bagaimana bisa terombang-ambing di laut?" Tanya Hang Ramo pada pemuda tersebut.
"Nama hamba Wako, Tuan," jawabnya.
"Kapal hamba tenggelam di terjang ombak, berhari-hari terapung-apung. Tak ada kapal yang sudi menolong, kecuali kapal Tuan," lanjutnya.
"Darimana engkau berasal, biar ku antar dengan selamat sampai kampung halaman," ucap Hang Ramo.
"Hamba dari Siak, biarlah hamba mencari jalan pulang setelah tiba di Temasek," jawab Wako.
"Baiklah, ambil perbekalan yang kau butuhkan. Biar ku bantu dengan beberapa keping emas," ucap Hang Ramo.
"Beribu-ribu terima kasih, Tuan. Biarlah hamba bekerja pada Tuan, selama kapal ini berniaga di Temasek dan Melaka." Pinta Wako.