Dalam hatinya berharap, kata "baik-baik" itu dapat dilihat oleh kedua matanya secara langsung.
"Bunda, ayah titip salam," sapa Cantika, saat melihat bunda tengah menyiapkan makan malam.
Ibunda tak menjawab apapun, beliau hanya berkata, "Bunda beli tahu bakso, sudah di masak pakai sambal kacang kesukaan kamu. Nak."
"Terima kasih, Bunda," ucap Cantika, seraya memeluk Ibunda.
Setelah makan malam dengan ibunda, Cantika bergegas membereskan meja makan dan mencuci piring. Sebelum tidur, Cantika tak lupa berdo'a.
Berdo'a untuk kebahagiaan ayah, ibunda dan masa depannya agar di berkati dengan kehidupan terbaik.
Pagi itu, Cantika terbangun oleh suara obrolan ibunda di depan pintu. Biasanya tukang sayur tak lewat sepagi ini, pikirnya.
Ia pun berusaha melihat dari balik jendela kamarnya, dan betapa terkejutnya Cantika. Ayah dan ibunda tengah berbicara dari balik pintu.
"Aku mau rujuk. Apa yang kamu mau, akan ku turuti. Asalkan kita bisa kembali bersama."
"Kenapa baru sekarang?"
"Setiap tahun, selalu ada lelaki yang datang ke rumahmu,"