"Sudah berhari-hari, ia tidak terlihat di kampung?" Lanjutnya.
"Tak tahu lah!" Jawab Budin, seraya menyalakan kembali mesin taxi.
"Oh, Siti!" Tiba-tiba ia berseru.
"Ia tinggal di rumah pamannya di Natar!" Seru Budin.
"Melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi!" Lanjutnya, seraya memacu taxi ke arah Rawa Jitu.
Zaldi pun termenung di atas sampan, terasa kosong harapan dan jiwanya. Mendengar Siti sudah melanjutkan pendidikan ke kota.
Dalam hatinya, tentu Siti akan lama kembali dan jika ia kembali pun pastilah dengan membawa jodoh dari kota.
Dengan perasaan yang kalut, pergilah ia berlari pulang ke rumahnya. Setelah menambatkan sampan di dermaga Zul dengan tergesa-gesa.
Ia membuka sebuah kotak kayu yang terbuat dari kayu jati, disana terdapat dua buah buku pemberian Siti.
Buku pertama yang diberikan Siti saat perpisahan sekolah dahulu, sudah khatam ia baca dan hafalkan setiap halamannya.
Buku kedua yang diberikan Siti sebelum ia antarkan pergi, belum sama sekali ia buka lembaran halamannya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!