Beliau secara tidak langsung selalu memberikan petuah dari sudut pandang agama, akhlak dan moral pada setiap aktivitas interaksi dengan anak-anaknya.
Kadang dalam rutinitas mendongeng sebelum tidur, beliau menyisipkan Kisah Nabi dan Rasul serta makna dari apa yang dapat diambil oleh anak-anaknya.
Begitupun saat melepas obrolan serius dan canda dengan kami, Mamah lebih sering memberikan tausiyah berdasarkan kajian ibu-ibu yang diikutinya, menyaring dengan bijak makna dari peristiwa yang kami alami seharian.
Tata Boga
Masakan ibu adalah masakan yang paling dirindukan anak-anaknya, namun masakan Mamah saya juga sangat dirindukan keluarga besar kami, terlebih saat perayaan atau hari besar, Mamah yang selain bertugas sebagai chef pun merangkap tukang icip.
Kepiawaiannya memasak sedikit banyak diwariskan kepada almarhumah kakak perempuan saya, terlebih eksperimen pada jenis masakan tertentu.
Menu sehari-hari yang disajikan tak jauh dari tahu, tempe, sayuran dan ikan, namun yang membuat berbeda adalah jenis pengolahan bahan makanan dan waktu yang disajikan terhitung tepat.
Contohnya untuk tempe, dari mulai tempe bacem, orek tempe, tempe tepung dan tempe goreng selalu tersedia, pilihan variasi menu yang disajikan pada waktu makan siang, sore dan malam membuat kami tak pernah merasa bosan.
Beliau juga memberikan tanggung jawab dan kemandirian pada kami anak-anaknya sedari kecil dari ruang dapur, mencuci sendiri tempat makan, menanak nasi dan memasak telur, tentunya meski terlihat santai namun Mamah mengawasi aktivitas "bantuannya" tersebut.
Prinsip 4 sehat lima sempurna, wajib kami nikmati sehari-hari, plus semur jengkol jika bapak sudah berkehendak.
Mamah selalu memasak setiap ada tamu ataupun kerabat yang berkunjung, menyajikan makanan rumah sebagai suguhan tentu memberikan kesan yang berbeda.