Mohon tunggu...
indirasholihah
indirasholihah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa UNESA

saya mempunyai hobi membaca saya berkepribadian ambivert

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bosan dengan Miskom? Yuk, Bikin Komunikasi di Organisasi Makin Asik!

7 Januari 2025   11:00 Diperbarui: 7 Januari 2025   10:56 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keputusan yang lebih baik

Berbagai perspektif sering kali membantu menemukan solusi terbaik. Sering kali, anggota tim memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berharga. Selain itu, ketika setiap orang diberi hak untuk bersuara, kolaborasi akan jauh lebih efektif – orang cenderung menyetujui keputusan yang mereka sarankan sendiri.   

Tingkat kepercayaan yang lebih tinggi

Komunikasi yang efektif di tempat kerja membantu menciptakan lingkungan yang bersahabat, tempat rekan kerja memperlakukan satu sama lain dengan rasa hormat. Hal ini memotivasi orang untuk bekerja lebih keras dan menghasilkan hasil yang hebat.(Natalia Rossingol, 2023)

https://www.runn.io/blog/open-communication 

Pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia sebagaimana yang dikemukakan pada bagian terdahulu tidaklah dapat dipungkiri demikian pula halnya dalam suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik akan membantu kelancaran organisasi, demikian pula sebaliknya Komunikasi yang efektif adalah merupakan bagian yang penting bagi semua organisasi.

Dalam kenyataan yang ada komunikasi akan muncul dalam setiap proses organisasi. Bahkan dapat diilustrasikan bahwa organisasi yang tanpa komunikasi diibaratkan manusia yang kekurangan aliran darahnya, apabila kurang darahnya manusia yang menjadi lemah, demikian pula sebaliknya. Maka untuk itu komunikasi yang baik harus selalu dijaga agar tetap stabil sehingga tidak menimbulkan apa yang disebut miss comunication.(Panuju,2021:2)

“Dalam organisasi perlu ditumbuhkan komunikasi yang didasarkan pada sikap saling percaya, menerima, empati, dan kejujuran” (Rakhmat, 1996:131). “Menerima adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan. Menerima adalah sikap yang melihat orang lain sebagai manusia, sebagai individu yang patut dihargai” (Taylor, 1977: 193). Menurut Freud dalam Rakhmat (1996:131), “Empati dianggap sebagai memahami orang lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita” dan “Kejujuran adalah faktor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya”.

Bagaimana Membina Komunikasi Terbuka di Organisasi?

Setelah memahami peran penting komunikasi terbuka dalam keberhasilan di Organisasi, langkah selanjutnya adalah mengubah pengetahuan itu menjadi tindakan. Membangun budaya transparansi tidak dapat dilakukan dalam semalam — ini tentang upaya yang konsisten, alat yang tepat, dan memimpin dengan memberi contoh.

Berikut cara memulainya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun