Mohon tunggu...
Debu Semesta
Debu Semesta Mohon Tunggu... Penulis - We are dust of universe, aren't we?

Mencari radar. Find me on instagram @debusemesta__

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hilang - Bagian 1

26 Desember 2021   12:26 Diperbarui: 26 Desember 2021   12:31 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

***

Mavis bergegas menuju tempat yang lokasinya ia sudah ketahui berpuluh-puluh detik tadi. Dengan kemeja lengan panjang, jaket kulit, dan sepatu kasualnya, bujangan 34 tahun ini terjebak macet di kawasan metropolitan. 

Setelah berperang dengan bising klakson dan polusi, ia mengecek kembali tempat yang di tuju, tepat. Ia sudah sampai. Mavis masuk ke tempat itu dan tidak menemukan siapa-siapa. Ia menuju sebuah lift di sebelah barat untuk membawanya ke lantai 9, tempat dimana ia akan bertemu dengan penulis itu.

Sesampainya di sana, duduk seorang gadis muda umur 25 tahun di salah satu kursi menghadap ke jendela dengan tatapan samar. Rambut hitamnya di kuncir kuda, panjang lurus di belakang punggungnya dengan tunik biru yang menyelimuti lekuk badannya. Menyadari ada yang memperhatikan ia langsung berbalik, senyum tersungging di bibir tipisnya.

"Maaf sudah menunggu," kata Mavis sambil bersalaman dengan Megi.

"Oh, tidak apa-apa. Perkenalkan saya Megi," balas perempuan muda itu.

"Iya, saya sudah tahu, siapa yang tidak tahu dengan anda. Saya Mavis," jawab Mavis sambil melebarkan senyumnya.

Megi mempersilahkan Mavis untuk duduk. Meja di depanya Mavis tidak di suguhkan minuman ataupun makanan ringan, namun setumpuk buku dan kertas-kertas yang entah tahu untuk apa. Megi memulai pembicaraan dengan -sekali lagi- permohonan maafnya karena telah membuat Mavis sibuk di hari yang seharusnya libur ini. Mavis pun sudah mulai nyaman duduk di kursinya dan tidak mempermasalahkan hari liburnya.

"Pak Mavis, sebenarnya dua hari ini saya sedang mencari tahu mengenai ini," Megi menyodorkan gambar yang sudah ia print kepada laki-laki di hadapannya.

Raut wajah Mavis melunak setelah melihat gambar yang ia terima.

"Jadi, mbak Megi sedang melakukan riset untuk buku terbaru mengenai tempat ini? Sebelumnya panggil saya Mavis saja,"  jawab Mavis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun