"Iya Gia, apa kabar?"
"Baik, kamu sendiri gimana?"
"Baik juga. Oh iya ini paketmu, maaf telat dua hari kemarin hujan dan jalanya longsor. Â Â Di sini ternyata masih rawan longsor juga, ya?"
 "Oh iya pantesan, aku nunggu paket ini lho, makasih ya."
Ian dan Gia sudah saling mengenal satu sama lain karena dulu mereka satu SMA. Itu yang membuat Ian semangat untuk mengantarkan paket kali ini. Mereka mengobrol sejenak mengingat masa SMA dan bertanya mengenai kegiatan masing-masing.
Gia membuka paketnya, isinya buku-buku yang dipesan olehnya satu minggu yang lalu. Ian kagum ternyata Gia masih suka membaca sampai saat ini.
"Masih suka membaca ternyata,"
"Membaca itu penting Ian, Â biar tambah wawasan, bair gak bisa dibohongin orang juga," jawab Gia, mereka tertawa.
"Aku bahagia banget kalo udah terima paket buku pesananku, bisa baca buku baru, nyium wangi buku, dapet ilmu baru juga tentunya" lanjutnya.
"Iya Gia, bahagia itu sederhana ternyata,"
"Bisa ketemu temen lama juga seneng rasanya," lanjutnya sambil melirik Gia yang sibuk melihat-lihat buku barunya hingga ia lupa dengan mimpinya yang aneh itu.