Mohon tunggu...
Debu Semesta
Debu Semesta Mohon Tunggu... Penulis - We are dust of universe, aren't we?

Mencari radar. Find me on instagram @debusemesta__

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen "Bahagia"

22 Desember 2020   22:28 Diperbarui: 22 Desember 2020   22:35 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahagia 

Karya: Indi Astriani

Gia, seorang gadis pintar yang suka membaca buku menginjakkan langkahnya menuju tempat favoritnya, perpustakaan. Meskipun ia berasal dari desa terpencil, namun semangatnya akan ilmu pengetahuan tidak pernah memudar. Ia pergi ke satu-satunya perpustakaan yang ada di sekolahnya. Dengan senangnya ia melihat buku-buku berjejeran di rak kayu yang sudah lusuh, dimakan rayap.

Gia senang membaca ensiklopedia, buku sains, politik, filsafat, dan semua buku yang ia temui pasti ia baca. Selain gemar membaca, Gia suka menulis puisi dan cerpen. Gia juga menjadi penggerak literasi di sekolahnya. Agar teman-temannya suka membaca, Gia selalu menceritakan apa yang ia baca dengan semenarik mungkin supaya teman-temannya tertarik untuk membaca.

Ruangan berukuran 4x6 m itu selalu ramai oleh peminjam buku. Namun, saat Gia melangkah masuk ke perpustakaan, ruangan itu hening seperti tidak ada seorang pun di dalamnya. Dan memang benar tidak ada siapa-siapa di dalamnya.

Saat Gia sedang mengambil buku di rak, tiba-tiba penglihatannya kabur dan gelap. Bukan, bukan penglihatan Gia yang kabur tapi ternyata ruangannya yang menjadi gelap. Buku-buku mulai berjatuhan seperti daun yang gugur, rak-rak kayu roboh, dan ada suara dentuman yang keras dari luar.

"A-ada apa ini?" ucap Gia.

Badannya bergetar ketakutan, ia menggigit bibir sambil menyandarkan diri di tembok yang masih utuh.

***

Ian, seorang kurir JNE yang baru bekerja selama beberapa bulan, merasa senang akan mengantarkan paket hari ini. Alamat yang ia tuju yaitu kampung kecil yang isinya orang-orang yang bermimpi untuk menjadi orang besar. Ian terus melihat GPS agar ia tidak tersesat. Jalan yang ditempuh sangatlah curam dan rawan gerakan tanah. Motor honda varionya terus melaju dengan kecepatan yang minimum. Ian harus cepat sampai alamat tujuan.

Hujan sangat deras hari ini. Jalanan menjadi licin dan Ian takut akan ada pohon yang roboh atau apalah yang bisa membahayakan dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun