" Kan Ibu dagang Bu" Timpal Nina lagi.
" Udaaah, jangan pada ngeyel, saat keadaan sulit kita harus saling bantu"
" Alhamdulillah, Bu Ria sing sehat, makin banyak rejekinya, warungnya makin rame"
" Aamiin"
" yowes, tak permisi dulu Bu, mbak"
" Makasih banyak ya Bu Ria, semoga Bu Ria rejekinya ngalir terus"
Bu Ria tersenyum sambil lanjut lagi berbenah, sementara Yayuk dan Nina beriringan keluar, sesekali terdengar kata pemerintah dalam perbincangan mereka. Akhirnya Bu Ria selesai menata barang -barang dagangannya. bersamaan dengan datangnya Mang Adi, penjual telur gulung keliling yang biasa mangkal depan warung.
" Assalamualaikum Bu"
" Waalaikumsalam, kemana aja Mang ga jualan?"
" Nggak dapet minyak goreng Bu, kemaren anak Saya antri disupermarket, pulang -pulang sampai bengek, eh minyaknya ga dapet, nah kebetulan nih tadi Saya lewat ngelihat ini" Mang Adi menunjuk satu -satunya minyak goreng di etalase.
" Waah, kebetulan nih tinggal satu -satunya" Sahut Bu Ria, Bibir Wanita paruh baya itu tak pernah lepas menyunggingkan senyum.