Mohon tunggu...
Inda Nugraha Hidayat
Inda Nugraha Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Guru | MC | Penulis

Seorang MC yang suka Menulis Puisi, Prosa, Drama, dll, dalam bahasa Sunda dan Indonesia, di sela kesibukannya mengajar di sebuah SMK Swasta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Seni Badeng dari Sanding Malangbong, Warisan Karuhun yang Menolak Punah

25 Desember 2019   07:57 Diperbarui: 25 Desember 2019   14:44 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beliau bernama Arfaen Nursaen. Di kemudian hari beliau dikenal oleh masyarakat sekitar dengan sebutan Lurah Acok atau Embah Acok. Beliau memiliki istri yang bernama Embah Santi.

Tidak mudah baginya untuk mengubah keyakinan penduduk kampung tersebut untuk berpindah memeluk agama Islam. Karena menurutnya, keyakinan seseorang itu memang tidak bisa dipaksakan. 

Maka, Arfaen Nursaen mencari cara yang lebih halus dan tidak terkesan memaksa. Diciptakanlah sebuah bentuk tontonan atau hiburan untuk mengumpulkan warga.

Tontonan tersebut berupa permainan musik menggunakan waditra (alat musik) bernama dogdog, yakni sebentuk alat musik serupa kendang, terbuat dari batang pinang yang yang dilubangi, dan di salah satu ujungnya ditutupi dengan kulit binatang. 

Alat ini dimainkan dengan cara dipukul dengan telapak tangan.

Permainan musiknya menjadi semakin meriah dengan adanya beberapa waditra tambahan yang terbuat dari batang-batang bambu, yang kini dikenal dengan sebutan angklung. 

Tetabuhan musik itu dimainkan untuk mengiringi lantunan sholawat dan lagu-lagu sunda buhun yang syairnya berisikan tentang ajaran-ajaran agama Islam.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dengan bantuan tetabuhan musik tersebut, Arfaen Nusaen dan santri-santrinya, giat melakukan pertunjukan keliling dari kampung ke kampung, mengajak masyarakat berkumpul dan bermusyawarah, membicarakan berbagai masalah kehidupan sosial masyarakat, sambil selalu menyelipkan petunjuk-petunjuk tentang keagungan dan keindahan agama Islam.

Dengan metoda seperti itu, sedikit demi sedikit usaha penyebaran agama Islam yang dilakukan Arfaen Nursaen dan santri-santrinya mulai terlihat membuahkan hasil. sedikit demi sedikit, masyarakat Malangbong dan sekitarnya mulai mengenal Islam, dan mulai mengikuti ajarannya.

Pada masa itu, kegiatan berkumpul dan bermusyawarah tersebut biasa dikenal dengan sebutan Bahadreng. Nah, dari sinilah muncul istilah Seni Bahadreng yang kemudian berubah pelafalannya menjadi Seni Badeng. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Jadi, Seni Badeng itu adalah sebentuk kesenian yang selalu ditampilkan pada saat dilaksanakan Bahadreng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun