"Angkat aja, gue mau ngomong,"
Agnesh pun menerima pengalihan panggilan itu. diseberang sana, terlihat Aakash yang sedang tidur telentang dengan guling di pelukannya.
"Lo bisa naik ke kasur kan? Sedih banget gue liat lo kaya gembel," canda Aakash.
Mendengar itu, Agnesh mengerucutkan bibirnya. Masih dengan sisa-sisa isakannya, gadis itu mencoba menaiki ranjang. Dia juga tak kuat jika harus berlama-lama di lantai. Tubuhnya seperti akan membeku. Terlebih dirinya juga masih demam.
Agnesh bernapas lega ketika dirinya berhasil menaiki kasur, gadis itu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang ringkih dan lemah.
Agnesh menghadapkan wajahnya ke arah ponsel yang masih terhubungan dengan Aakash. "Udah," sahutnya.
Aakash yang melihat itu tersenyum. "Tidur gih, gue temenin,"
Setelah mengatakan itu, Agnesh benar-benar memejamkan matanya. Sungguh badannya sudah sangat remuk. Dengan mendengar kalimat-kalimat yang terlontar dari bibir Aakash membuat gadis itu sedikit merasa terhibur.
Tiga puluh menit berlalu, dan mulai terdengar dengkuran halus yang keluar dari bibir Agnesh membuat Aakash yang belum mematikan panggilannya tersenyum dengan sangat manis. "Selamat malam gadis bumi, yang cantiknya seperti Ibu peri.
****
Tring Tring Tring