Agnesh terisak, dia menggigit bibir bagian dalamnya untuk menahan isakan yang mungkin akan terdengar. tangannya masih dengan gencar menyayat lengannya dengan menggunakan ujung gunting yang tajam.
Self harm namanya. Ya, Agnesh mulai berperilaku seperti itu saat dirinya berusia 14 tahun. Beberapa kali Agnesh telah menemui psikologi. Namun, tak membuahkan hasil apapun. Dirinya juga membuat catatan pribadi atau diary bahkan selalu menuliskan perasaan negatif dalam buku jurnal. Tapi, lagi dan lagi tak ada hasil dari itu semua. Perilaku itu, masih tetap ada.
Self harm adalah masalah kesehatan mental seseorang yang berusaha menyakiti dirinya secara sengaja. Kata lain dari selfharm adalah self injury, yaitu tentang seseorang yang sengaja melakukan kerusakan pada tubuh dan membuat luka. Penderita biasanya akan menggunakan benda tajam, minum zat berbahaya, membenturkan kepalanya ke dinding, menyulut tangan dengan api atau bahkan menyuntikkan racun ke dalam tubuhnya.
Tindakan melukai diri sendiri itu juga dilakukan secara refleks. Namun, dilakukan secara sengaja dan sadarkan diri. Maka dari itu, penderita self harm harus dijauhkan dari benda-benda tajam, maupun zat-zat berbahaya lainnya.
Penyebab self harm bermacam-macam. Ada yang disebabkan stres berlebihan, bentuk kebencian terhadap diri sendiri, trauma masa kecil saat menjadi korban perundungan, pelampiasan emosi dan lain sebagainya.
Agnesh membung guntingnya ke sembarang arah saat merasa puas, lengan bleazer yang digunakannya sudah ternodai dengan darah yang terus mengalir dari luka yang dia buat.
Agnesh menatap nanar figura yang berisikan fotonya dengan Aurel ditangannya. "Maaf Aurel, aku masih nggak bisa melawan penyakit ini,"
"Maaf," lirihnya sekali lagi.
Seluruh tubuh Agnesh rasanya sangat sakit. Namun, hatinya jauh lebih sakit. Agnesh ingin bertemu dengan Aurel, bolehkah jika dia menyusulnya sekarang?
Bersambung...
Stay tuned untuk keseruan-keseruan berikutnya!!