Mohon tunggu...
Indani Ainun Fajriah
Indani Ainun Fajriah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jadilah pribadi yang bermanfaat, kapan pun dan dimana pun kita berada.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Kisah di Atas Bentala - Self Harm

13 Oktober 2024   19:27 Diperbarui: 13 Oktober 2024   19:40 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu pikir, saya gak mahal biayain kamu sekolah? Dan kamu malah enak-enakan membolos? Memang dasar gadis bodoh!!" napas Kailash nampak terengah-engah. Dia menatap nyalang Agnesh yang sudah terbujur kaku di lantai.

BUGH

Kailash menendang Agnesh sekali lagi, lalu dia berlalu menaiki tanggak menuju kamarnya dengan tangan yang mengepal.

****

"Aurel, aku mau ketemu kamu," lirih Agnesh masih dengan menangis.

Dengan mata sembabnya, Agnesh mendongak. Mencoba menegakkan badannya meski terasa hancur remuk. Gagal, kakinya sudah terasa sangat sakit sampai-sampai untuk berdiri saja dia tidak bisa. Dengan berjalan ngesot, Agnesh memaksakan diri untuk sampai di kamarnya.

Sesampainya di kamar, Agnesh melirik ke arah nakas yang berada di samping tempat tidurnya. Kembali dia mengesot untuk sampai disana. Tangannya mengambil sebuah figura yang terdapat fotonya dan Aurel dengan tangan yang membentuk tanda peach. Sangat lucu.

Air matanya kembali mengalir mengingat kebersamaan-kebersamaan itu. bertemu dengan Aurel adalah anugerah baginya. Dengan hadirnya gadis itu, dia mengerti kebahagiaan yang sesungguhnya. Dia menemukan penopang yang membantunya berdiri saat kesusahan.

"Aurel, aku butuh kamu," lirih Agnesh.

Agnesh menegakkan badannya masih dengan selonjoran di lantai. Matanya bergerilya menjelajah seisi kamar. Hingga tatapannya terhenti ke atas meja belajar yang terdapat gunting disana. Ya, penyakitnya kambuh. Dia butuh benda tajam.

Agnesh mengesot kembali, menuju meja belajarnya. Tangannya dengan cekatan mengambil gunting. Setelah benda tajam itu berada ditangannya, Agnesh mengangkat lengan bleazernya hingga menampakkan lengannya yang putih mulus namun penuh dengan sayatan. Ujung gunting yang tajam, Agnesh arahkan ke pergelangan tangannya dan menggesernya bahkan sedikit menekan dengan cepat, hingga kulit mulusnya kembali terluka dan mengeluarkan darah segar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun