"Hmm, yauda gue anter balik deh. Tapi sebelum pulang, kita mampir ke warung dulu ya, beli obat buat luka-luka lo itu," kata Aakash.
Agnesh menggeleng lagi. "Enggak perlu Kash, uang aku udah habis."
"Gapapa, pake uang gue aja."
Setelah itu tak ada lagi percakapan antara keduanya. Aakash yang fokus menyetir, sedang Agnesh sibuk dengan pikirannya sendiri.
Beberapa menit kemudian, Aakash memberhentikan sepedanya di depan warung kecil. Lelaki itu masuk begitu saja, tanpa mempedulikan Agnesh yang masih berada di atas motor. Selang beberapa menit, Aakash kembali dengan membawa sekantong kresek yang berisi kapas, revanol, obat merah, serta plaster doraemon berwarna biru.
Dengan telaten Aakash mengobati luka-luka Agnesh, padahal Agnesh sudah menolaknya dan akan mengobati dirinya sendiri, tapi Aakash tetap memaksa.
Agnesh sedikit meringis saat Aakash mengobati luka dilututnya yang lumayan dalam, terasa sangat perih. Aakash yang melihatnya pun ikut meringis, sesekali Aakash meniupi luka Agnesh agar tak terasa terlalu perih. "Ini luka lo kok bisa dalem banget sih Nesh? Lo jatuh apa gimana dah?"
"Nggak sengaja kesandung kaki aku sendiri, terus jatuh ke batu yang lumayan lancip," alibinya seyakin mungkin, agar Aakash tak curiga.
Aakash hanya manggut-manggut saja, dan menyelesaikan pekerjaannya mengobati kaki Agnesh dengan segara. Hari semakin malam, dan dia harus segera mengembalikan Agnesh kepada orang tuanya. Terlebih Agnesh pulang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, bisa-bisa nanti dirinya lagi yang dituduh ini dan itu.
Bersambung...
Stay tuned yaa, keseruan-keseruan akan semakin dapat kalian temukan setelah ini!!