Ketegangan mulai terasa ketika Michelle mencoba menciptakan situasi yang membuat Laura merasa tidak nyaman di sekolah. Namun, Brian selalu ada untuk memberikan dukungan pada Laura, membuatnya merasa dihargai dan tidak sendirian.
Saat jam istirahat, ketika latihan basket sedang berlangsung,dari kejauhan Laura memperhatikan Brian yang sedang latihan sendirian di lapangan. Dia memutuskan untuk mendekati Brian dan meledeknya karena Brian terus gagal memasukkan bola ke ring.
"Wihh keren banget anak basket satu ini,tapi aku bisa loh lebih jago buat masukin bolanya ,sini aku ajarin kalau mau," kata Laura dengan senyum yang manis.
Brian mengangguk setuju sambil tertawa dan meledek Laura juga,"Iya deh iya si paling bisa , yaudah ayok ajarin dong pendek", mendengar kata-kata Brian itu wajah laura terlihat kesal " huh kau ini " , Brian tersenyum melihat wajahnya Laura"eits nggak boleh marah loh nanti cantiknya hilang,udah ayok tadi katanya mau ngajarin".
akhirnya mereka berdua bermain basket bersama.Brian tak henti mentertawakan Laura dengan tingkahnya yang lucu,"Setelah beberapa menit bermain mereka memutuskan untuk beristirahat duduk di tengah lapangan basket, Brian menatap wajah cantik laura,"Laura, aku ingin kamu tahu bahwa aku senang memiliki teman seperti mu di sekolah ini. Kamu membuat hari-hariku jauh lebih cerah."
Laura tersenyum dan merasa hangat di dalam hatinya. Dia menyadari bahwa meskipun awalnya sulit untuk beradaptasi, keputusannya untuk pindah ke kota ini dan sekolah di SMA Favorit telah membawanya pada pengalaman dan teman sejati seperti BrianÂ
"Ya, benar. Aku sangat Senang bertemu denganmu, Brian," jawabnya.
Brian sekarang sudah menjadi teman baik  Laura di sekolah barunya.Mereka sering menghabiskan waktu bersama di luar jam sekolah. Brian sering mengajak Laura untuk menonton pertandingan basket tim sekolahnya. Laura terkesan dengan kemampuan Brian di lapangan, dan dari sana, keduanya pun menjadi semakin akrab,dan sering dijodoh-jodohkan oleh teman-temannya Brian.
Mereka pun mulai saling mengenal lebih dalam. Laura mengetahui bahwa Brian tidak hanya pintar dalam olahraga, tetapi juga cerdas di kelas. Sementara Brian mulai mengerti bahwa di balik senyum Laura yang ramah, ada kecerdasan dan kepekaan yang luar biasa.
Suatu hari, di tengah-tengah suasana sekolah yang ramai, Brian mengajak Laura untuk menghabiskan waktu bersama di luar sekolah. Mereka pergi ke taman kota dan duduk bersama di bawah pohon rindang. Di sinilah Brian akhirnya mengungkapkan perasaannya kepada Laura. "Laura, aku suka padamu. Aku ingin kita bisa lebih dari sekedar teman," ucap Brian dengan tulus.
Laura merasa bahagia mendengar itu. Dia juga menyukai Brian sejak mereka mulai menghabiskan waktu bersama. "Aku juga merasa sama, Brian," jawab Laura dengan senyum cerah di wajahnya.