“Henteu butuh lalaki curaling
Boga rasa asa ieu aing
Henteu robah teu eling-eling”
Bait terakhir melayang diudara, Anggi melangkah cepat, dengan mulut yang tanpa sengaja menggumam ‘Aduh alah ieung,tega teh teuing’.
Anggi membenci sang ibu, namun ia kembali pulang. Ia membenci sekolah, tugas, dan teman satu sekolahnya, namun dalam hati ia merindu. Ia membenci lagu tersebut, namun tanpa sadar bergumam. Logikanya merasa ia belum menentukan pilihan di jalan hidupnya, namun nyatanya. Ia berjalan, dengan pilihan ditiap langkahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H