"Iya, sempat bu RT memberi pesan ada warganya yang harus didata sore, tapi saya tidak hafal yang mana. Tadinya saya sedang mau mendata di rumah itu," bu Wulan menunjuk rumah di seberang, "...tapi waktu melihat ibu datang, yang punya rumah bilang...'cepatki ke rumah depan dulu, karena jarang di rumah itu ibu...sebentar baru ke sini lagi' ... jadi saya cepat-cepat ke sini," jelas bu Wulan sambil tertawa.
"Ooh begitu," ucap saya sambil dalam hati mengapresiasi tindakan tetangga saya.
Regsosek ini memang akan berhasil jika didukung oleh peran serta masyarakat. Baik dengan menjadi objek pendataan yang baik dengan menjawab pertanyaan secara jelas dan tanpa ditutupi, maupun membantu petugas menentukan strategi yang tepat dalam menemui orang-orang (baca:tetangga) yang sering tidak ada di rumah.
Catatan untuk Petugas Regsosek 2022
Setiap rumah tangga memiliki karakternya sendiri-sendiri, tidak bisa disamaratakan, tidak bisa digeneralisasi. Setelah mewawancara sekian puluh rumah tangga dan semuanya menjawab A, kita tidak boleh berasumsi bahwa rumah tangga berikutnya akan menjawab A juga. Kita harus selalu menanyakan, dan selalu siap dengan jawaban yang berbeda. Contoh konkrit dari hal ini adalah kepemilikan telepon rumah yang saya ceritakan sebelumnya.
Kita juga tidak boleh berasumsi semau kita sendiri menyimpulkan identitas orang, seperti menyimpulkan responden A pasti tidak lanjut studi, atau responden B pasti studi sampai jenjang tertinggi. Untuk mendapatkan data yang valid, petugas tetap harus menanyakannya. Bahkan menurut saya boleh saja bertanya bukti ijazah S3, misalnya responden menjawab bahwa ia sudah doktor.
Terakhir, semangat dan sukses selalu para petugas pendata Regsosek 2022. Tugas Anda sangat penting untuk validitas data penduduk Indonesia. Bravo!**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H