"Mas, aku pergi antar anak ke sekolah dulu ya! Nanti siang mau disiapkan makanan apa?"
"Ah tak perlu, sayang, mas saja yang masak ya!"
Ya, kau memang selalu begitu, selalu berusaha untuk membuat aku merasa terbantu dengan hadirmu dalam meringankan segala tugas dan kewajibanku. Maka tak heran, siapa sih yang tak betah untuk hidup bersama mu, Mas?
***
"Sayang, mengapa? Kok nangis? Ada apa?"
Aku bersyukur telah dilimpahkan Tuhan kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi bisik-bisik tetangga akan kehidupanku, namun kali ini aku tumbang. Dan sekali lagi, hanya kau lah yang mampu menguatkan aku dan bangkit kembali dari lautan duka.
Jemarimu membelai hangat helai-helai rambut panjangku seolah berkata "kita kuat bersama, sayang"
Oh Tuhan, terimakasih telah mengirimkan laki-laki ini untukku. Laki-laki yang aku sanggupi untuk hidup setiap hari dengannya. Dan bahkan tak sanggup aku untuk memikirkan bagaimana hidupku tanpa ada dirinya, tak pernah, dan tak akan pernah.
Kumohon, Tuhan, aku tak mau.
***
Hujan kembali membangunkan ku hari itu, namun dengan pagi yang tak lagi sama.