Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Perubahan Elektoral dan Masa Depan Desa

4 Januari 2025   07:03 Diperbarui: 5 Januari 2025   20:07 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS/TOTO SIHONO)

Tavits (2008) menyebutkan bahwa sistem pemilu yang lebih terbuka memungkinkan distribusi suara yang lebih merata, yang pada akhirnya mendorong inklusivitas dalam politik.

Salah satu rambu yang ditetapkan MK adalah bahwa partai yang tidak mencalonkan pasangan calon pada pemilu presiden tidak dapat mengikuti pemilu berikutnya.

Rambu ini memaksa partai untuk lebih serius dalam mencalonkan kandidatnya dan menjalin koalisi strategis.

Bagi partai kecil, ini menjadi tantangan guna memastikan relevansi mereka dalam kompetisi politik, sekaligus menjadi peluang menawarkan kandidat yang benar-benar mewakili aspirasi masyarakat, termasuk di pedesaan.

Desa, dalam konteks ini, menjadi pusat perhatian baru. Dalam buku Ricklefs (2012), disebutkan bahwa transformasi sosial dan politik Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran desa sebagai unit sosial yang paling dekat dengan masyarakat.

Dengan keterbukaan sistem politik yang lebih luas, desa menjadi basis kekuatan politik baru yang mendorong kandidat dengan visi pembangunan berkelanjutan, terutama di bidang pertanian, pendidikan, dan kesehatan yang menjadi kebutuhan mendasar masyarakat pedesaan.

Di sisi lain, penghapusan ambang batas ini juga membawa implikasi besar bagi pembangunan desa.

Seperti yang diungkapkan Liddle (2011), demokrasi yang sehat membutuhkan koneksi yang kuat antara pemerintah pusat dan masyarakat lokal.

Dalam konteks ini, keberadaan pemimpin yang memahami persoalan desa akan menjadi lebih penting. 

Partai-partai politik perlu menjadikan desa sebagai bagian integral dari strategi politik mereka, bukan hanya sebagai kantong suara tetapi juga sebagai mitra dalam merumuskan kebijakan pembangunan.

Penghapusan ambang batas berpotensi menjadikan desa sebagai lokus munculnya pemimpin baru yang memahami persoalan lokal (sumber: AI Meta)
Penghapusan ambang batas berpotensi menjadikan desa sebagai lokus munculnya pemimpin baru yang memahami persoalan lokal (sumber: AI Meta)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun