Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Beryn, lahir di Pulau Seribu Masjid, saat ini mengabdi pada desa sebagai TPP BPSDM Kementerian Desa dengan posisi sebagai TAPM Kabupaten. Sebelumnya, ia aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi. Beryn memiliki minat pada isu sosial, budaya, dan filsafat Islam. Saat kuliah, Beryn pernah mencoba berbagai aktivitas umumnya seperti berorganisasi, bermain musik, hingga mendaki gunung, meskipun begitu satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya adalah menikmati secangkir kopi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Sikap Politik TGH Musthofa Umar Abdul Aziz (Bagian 2)

26 September 2024   15:17 Diperbarui: 1 Oktober 2024   19:45 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelima, menghindari politik uang. Salah satu nilai penting yang diajarkan oleh TGH. Musthofa  adalah menjaga integritas dan menolak segala bentuk politik uang. Sebagai ulama yang dihormati, Aboye selalu memegang teguh prinsip bahwa segala bentuk kecurangan, termasuk politik transaksional, akan merusak moral dan etika. 

Alumni dan jamaah Al-Aziziyah mesti meneladani sikap ini dengan tegas menolak keterlibatan dalam politik uang. Praktik politik uang tidak hanya mencederai proses demokrasi, tetapi juga menciptakan pemimpin yang tidak berkualitas dan hanya mementingkan kepentingan pribadi serta kelompok tertentu. 

Karenanya, pemilihan pemimpin haruslah didasarkan pada integritas, visi yang jelas, dan kemampuan memajukan kesejahteraan masyarakat.

Alumni dan jamaah Al-Aziziyah sebagai penerus nilai-nilai yang ditanamkan oleh Aboye mesti menyadari bahaya besar yang ditimbulkan oleh politik uang. Politik transaksional menumbuhkan mentalitas pragmatis yang hanya memikirkan keuntungan jangka pendek tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang bagi masyarakat luas. 

Alumni dan jamaah mesti menjadi teladan bagi lingkungan sekitar dengan menolak tawaran materi yang sering kali disodorkan oleh calon-calon pemimpin yang tidak memiliki visi yang baik. Dengan demikian, mereka membantu menjaga kemurnian proses demokrasi dan memastikan bahwa masyarakat memilih pemimpin yang berkualitas tanpa adanya intervensi uang.

Simpulan

Sikap politik TGH. Musthofa Umar Abdul Aziz menekankan pentingnya memprioritaskan kemaslahatan umat, dengan mempertimbangkan aspek keadilan, kesejahteraan, dan pendidikan dalam setiap keputusan politik. Beliau selalu menjaga independensi, menjauhkan diri dari politik praktis yang pragmatis, dan fokus pada dakwah serta pendidikan. 

Dukungan politik yang beliau berikan selalu didasarkan pada kebijakan yang realistis, aplikatif, dan bermanfaat nyata bagi masyarakat luas, khususnya umat Islam. Alumni dan jamaah Al-Aziziyah diharapkan meneladani sikap beliau dengan bijak memilih pemimpin yang berkomitmen pada nilai-nilai tersebut, menjunjung tinggi integritas, serta berorientasi pada kepentingan jangka panjang umat dan pesantren. 

Dengan demikian, peran alumni dan jamaah dalam politik dapat berkontribusi positif mewujudkan kebaikan bersama dan menjaga persatuan umat. Sikap TGH. Musthofa Umar Abdul Aziz yang hati-hati dan bijak dalam berpolitik tentu berakar dari doa yang selalu dipanjatkan oleh segenap civitas Al-Aziziyah dalam Adzkarul Mu'minim, khususnya kalimat "min kulli mihnatin, wa fitnatin, wa bu'tsin, wa dhair," yang berarti memohon perlindungan dari segala bentuk ujian, fitnah, konflik, dan kesulitan. 

Doa ini menjadi landasan spiritual bagi TGH. Musthofa, para santri, alumni, dan jamaahnya untuk selalu berpikir jernih, menjaga kehati-hatian, serta menghindari konflik dan fitnah yang bisa merusak tatanan sosial dan agama. Dengan doa tersebut, beliau mengajarkan agar keputusan-keputusan, termasuk dalam dunia politik, senantiasa diambil dengan penuh kebijaksanaan demi kemaslahatan umat, bebas dari fitnah dan godaan duniawi yang dapat mengganggu tujuan mulia pendidikan dan dakwah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun