Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Sikap Politik TGH Musthofa Umar Abdul Aziz (Bagian 2)

26 September 2024   15:17 Diperbarui: 1 Oktober 2024   19:45 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Semestinya) Sikap Politik Alumni dan Jamaah Al-Aziziyah dalam Pilkada

Mengambil pelajaran dari sikap politik TGH. Musthofa Umar, alumni dan jamaah Al-Aziziyah perlu bijak dalam menghadapi Pilkada. Pertama, Aboye selalu memprioritaskan kemaslahatan umat dalam setiap langkah hidupnya, baik dalam pendidikan, dakwah, maupun dukungan politik. Bagi beliau, memilih pemimpin bukan hanya soal pragmatisme atau keuntungan pribadi, tetapi tentang siapa yang benar-benar peduli pada kesejahteraan umat. 

Kemaslahatan umat mencakup kesejahteraan sosial, pendidikan, dan keadilan. Karenanya, alumni dan jamaah diharapkan cerdas memilih pemimpin yang memiliki visi sejalan dengan kepentingan umat Islam, terutama dalam meningkatkan pendidikan agama dan kesejahteraan masyarakat.

Pemimpin yang diharapkan bukan hanya pandai berbicara, tetapi juga memiliki rekam jejak nyata dalam mengayomi semua lapisan masyarakat, termasuk pesantren dan lembaga pendidikan Islam.

Aboye mengajarkan bahwa pesantren adalah benteng moral umat, sehingga pemimpin mesti bersinergi dengan lembaga pendidikan Islam guna memperkuat perannya. Alumni dan jamaah Al-Aziziyah diharapkan memilih pemimpin yang membawa kebijakan inklusif, adil, dan berpihak pada semua golongan, terutama santri dan masyarakat ekonomi lemah.

Selain mempertimbangkan kemaslahatan umat, alumni dan jamaah Al-Aziziyah mesti memperhatikan integritas calon pemimpin. Pemimpin yang ideal adalah sosok yang bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), baik secara pribadi maupun dalam lingkungan keluarganya. Selain calon pemimpin yang akan dipilih memiliki rekam jejak akhlak yang mulia, jauh dari tindakan kekerasan atau premanisme, dan mampu menjaga sikap santun serta bermartabat. 

Alumni dan jamaah Al-Aziziyah harus memastikan bahwa calon yang dipilih jujur, bertanggung jawab, dan berkomitmen membela kepentingan umat. Pemimpin yang memiliki integritas dan akhlak tinggi akan membawa perubahan positif yang berkelanjutan, serta memastikan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan umat Islam.

Kedua, independensi politik. TGH. Musthofa  mengajarkan pentingnya menjaga independensi dalam sikap politik. Meskipun beliau mengakui politik sebagai alat untuk mencapai kemaslahatan umat, beliau menekankan bahwa politik bukan tujuan utama. 

Beliau menghindari keterlibatan dalam politik praktis yang bisa mengganggu fokus pada pendidikan dan dakwah, serta menjaga independensi pesantren. Alumni dan jamaah Al-Aziziyah diharapkan meneruskan sikap ini dengan menjaga jarak dari kepentingan politik yang pragmatis.

Dalam dunia politik yang penuh tekanan, penting bagi alumni dan jamaah untuk mengutamakan stabilitas pesantren dan masyarakat daripada keterlibatan politik jangka pendek. Aboye mengajarkan bahwa politik hanyalah alat mencapai kemaslahatan umat, bukan tujuan akhir. Memilih pemimpin mesti berdasarkan pertimbangan rasional, bukan karena godaan materi atau tekanan luar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun