Mohon tunggu...
Ikhwan Mansyur Situmeang
Ikhwan Mansyur Situmeang Mohon Tunggu... -

Staf Pusat Data dan Informasi Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Para Senator Berbuka Puasa Bersama Presiden dan Wakil Presiden

15 Juli 2014   23:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:13 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden berpesan agar masyarakat Indonesia menyelesaikan kemelut pemilu tanpa intervensi pihak asing. Dia mencontohkan pemilu di Afghanistan, ketika Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) John Kerry ke Kabul, Afghanistan, dan mengundang kedua calon presiden, yaitu Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah. Mereka diakurkan bahkan Kerry mendesak hasil perhitungan KPU Afghanistan diaudit.

“Saya memohon kepada Allah, saya bersumpah, dan saya mengajak rakyat Indonesia, kalau ada kemelut (pemilu), kalau ada perselisihan (hasil pemilu), marilah kita selesaikan oleh kita sendiri. Tidak perlu ada pihak lain yang menjadi juru damai. Insya Allah, kita bisa,” tegasnya.

Bagaimana caranya? Untuk menyelesaikan perkara perselisihan hasil pemilu, pertama, Presiden mengingatkan masyarakat untuk memberi kesempatan kepada KPU agar bekerja profesional dan kredibel melakukan rekapitulasi penghitungan suara yang transparan dan akuntabel. Semua pihak mengawasi KPU. “Bahkan saya menyeru kepada KPU, menelpon Ketua KPU, ajaklah semua pihak untuk mengawasi yang dilaksanakan KPU. Ajak pula pasangan capres dan cawapres Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK dalam prosesnya. Pertama, mari kita berikan kesempatan kepada KPU untuk menjalankan tugas konstitusionalnya.”

“Dengan mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, yang dengan kearifannya, niat baiknya, dan kematangannya dalam berdemokrasi, pemilu presiden dan wakil presiden berjalan damai dan demokratis. Kita wajib memberi hormat kepada rakyat Indonesia. Jika ada dispute, perselisihan, yang paling baik adalah memberikan kesempatan kepada KPU agar bekerja profesional dan kredibel.”

Kedua, setelah pengumuman real count KPU tanggal 22 Juli 2014, Presiden mengimbau semua pihak agar legowo menyikapinya. Mekanisme memperkarakan penghitungan suara itu melalui MK merupakan proses konstitusional yang damai dan etis. Karena mungkin kedua pasangan berperkara ke MK, maka Presiden mengingatkan masyarakat untuk memberi kesempatan kepada MK menjalankan tugas konstitusionalnya.

“Tentu ada yang menang, ada yang kalah. Menyikapi kemenangan dan kekalahan, secara moral saya sampaikan, yang menang tentu bersyukur, tidak perlu arogan; yang kalah, tentu bersedih tapi tidak perlu melakukan tindakan yang tidak dibenarkan,” ucapnya. “Manakala ada yang tidak puas, salurkan melalui mekanismenya. Kita berikan waktu kepada MK untuk bekerja profesional dan kredibel melakukan pemutusan perkara secara transparan dan akuntabel.”

Dalam pertemuan Presiden bersama pimpinan DPR, DPD, dan MPR di Kompleks MPR/DPR/DPD sepekan lalu (Senin, 7/7), mereka juga membahas isu terkini di dalam negeri, khususnya pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden serta penentuan pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih.

Aksi militer Israel terhadap Palestina

Dalam kesempatan itu, Presiden menjelaskan sikap Indonesia atas jumlah korban tewas akibat serangan udara tujuh hari serdadu Israel ke Gaza yang bertambah menjadi 186 orang (lebih seperempatnya anak-anak sejak kekerasan dimulai pekan lalu), Senin (14/7/2014), atau melebihi jumlah korban tewas dalam konflik terakhir di wilayah Palestina yang terkepung itu pada tahun 2012. Sesaat sebelum berbuka puasa bersama di rumah dinas Ketua DPR, dia mengaku berkomunikasi via telepon dengan Presiden Iran Hassan Rouhani.

Selaku Ketua Gerakan Non-Blok, Iran meminta dukungan Indonesia untuk menghentikan aksi kekerasan di Palestina, utamanya di Gaza, agar tragedi kemanusiaan itu segera berakhir. “Kami sepakat, bukan hanya Indonesia, Iran, bukan hanya negara-negara Islam, negara-negara Gerakan Non-Blok, atau negara-negara di kawasan teluk, tapi masyarakat dunia, komunitas global, juga punya tanggung jawab untuk segera mengakhiri aksi militer Israel di Gaza dan sejumlah aksi kekerasan yang lain,” ujarnya.

Menurutnya, jika masyarakat dunia do nothing atau in action pun tetap saja risikonya tinggi dan ongkosnya mahal. “Sebagaimana kita laksanakan selama ini, Indonesia berdiri di depan dalam perjuangan diplomasi untuk segera menghentikan aksi militer Israel di Palestina. Alhamdulillah kontribusi kita mendapat respon yang baik, dan yang paling baik sekarang menunjukkan solidaritas adalah bantuan kemanusiaan. Pemerintah memberi bantuan sedikitnya 1 juta dollar AS dan masyarakat dipersilakan memberikan bantuan untuk meringankan beban saudara-saudara kita di Palestina,” tambahnya.

Selain di Palestina, rakyat di Suriah, Irak, Afghanistan, dan Libya juga tidak bisa beribadah sebagaimana rakyat Indonesia. “Ketika kita bisa beribadah dengan tenang, tidak begitu saudara-saudara kita di banyak negara. Kita bersyukur kepada Allah, kita dapatkan ketenangan di negeri ini, tapi situasi di negara-negara itu makin menunjukkan betapa pentingnya arti keamanan nasional, kerukunan sosial, persaudaraan, dan hidup berdampingan secara damai. Itulah pelajaran yang bisa kita petik.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun