Apalagi setelah tol Pejagan-Pemalang seksi 3 dan 4 Brebes Timur-Sewaka dan tol Pemalang-Batang segmen Sewaka-Simpang Susun Pemalang, Jumat (9/11) lalu diresmikan operasionalnya oleh Presiden Joko Widodo. Menurut, Rodiyah omzet penjualannya pun kembali mengalami penurunan.
"Turun drastis, kalau hari-hari lebaran dan libur panjang semalam omzet bisa mencapai Rp. 10-15 juta. Sekarang mah boro-boro. Sekarang saja belum melayani," ungkap Rodiyah mengeluh saat penulis menanyakan mengenai omzet.
Kendala lainnya yang dialami Rodiyah, persaingan antar pedagang telur asin. Apalagi orang-orang yang diajarinya  berdagang kini ikut berdagang sendiri, namun mereka disebutnya merusak harga. Dengan membanting harga dibawah harga jual yang biasa dijual oleh Rodiyah.Â
Menurut Rodiyah, hal tersebut dilakukan karena mereka tidak memikirkan biaya sewa. Sementara Rodiyah harus mengambil keuntungan tetapi juga memperhitungkan biaya sewa yang telah dikeluarkannya sebesar Rp. 2 juta pertahun. Selain itu, sewa lapaknya tidak boleh diperpanjang karena akan digunakan pemilik untuk berjualan juga.
Oleh karena selain faktor sepi pelanggan dan menurunnya omzet serta faktor-faktor lainnya, Rodiyah memutuskan kembali berjualan di Pantura Klampok. Kembali bermigrasi ke tempat asal semula dimana ia berjualan sebelumnya. Hal yang sama juga akan dilakukan oleh 13 pedagang kawan Rodiyah lainnya.
"Di klampok  semua warung omzetnya turun drastis pas lebaran itu. Pas Brexit pindahnya ke sini semua, ada 17 warung tinggal 3 orang. Sekarang karena sepi kita mau balik lagi ke Klampok. Sekarang mau ditempati pemilik karena tidak boleh diperpanjang dan akan ditempati oleh pemilik untuk usaha sendiri," tutur Rodiyah sedih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H