Sial! Umpat Saski dalam hati. Ia kira tadi Ardian ikut pergi bersama Pak Adi.
“Nggak, nggak papa.” Jawa Saski sembari melanjutkan berjalan. Diabaikannya tatapan penasaran Ardian. Bodo lah, nggak kenal ini!
Saski memang mengenali sosok Ardian, tapi hubungan keduanya tak akrab. Jangankan akrab, Ardian tahu dirinya saja Saski sangsi. Meskipun satu angkatan, Saski bukanlah pribadi yang dikenal banyak orang. Sifatnya cenderung tertutup dan pendiam. Ia lebih memilih mengurung diri di perpustakaan daripada bercengkerama dengan teman-temannya.
“Nggak ada apa-apa gimana? Orang gue lihat muka lo kesel gitu?”
Saski berdecak dalam hati. Ardian menyejajari langkahnya. Buat apa sih orang ini mengikutinya, gerutu Saski dalam hati.
“Kok lo diam aja sih?”
Cerewet!
“Gue lagi nanya loh!”
Berisik!
“Nama lo siapa sih?”
Tuh kan benar! Mana mungkin Ardian mengetahui dirinya.