Miranti menatap satu persatu kotak makanan yang berada di atas meja. Memastikan semua makanan yang dibuatnya tertata rapi di dalam kotak. Setelah semua dirasa pas, ia tersenyum lebar sembari menata kotak makanan ke dalam plastic yang sudah disiapkan.
Beres, gumamnya dalam hati. Tinggal berangkat!
“Cie, cie!”
Miranti meringis. Mama kembali menggodanya.
“Apaan sih, Ma!” Protesnya. “Udah lah ya, aku pergi dulu ya, Ma!” Sambungnya sambil bergegas meninggalkan rumah. Semakin lama, Mama bisa makin sering menggodanya.
Miranti menghela nafas dalam- dalam saat berada di depan pintu rumah Salman. Jarak rumah bersebelahan tentu tak membutuhkan waktu lama. Tiba-tiba ia merasa gugup melanda.
Harus berani, Mir. Demi masa depan!
“Assalamua’laikum,”
“Wa’laikumsalam,”
Miranti bersorak dalam hati saat mendengar suara Salman dari dalam rumah. Yess, orangnnya ada!
“Eh, ada Miranti!”