Mohon tunggu...
Imas Siti Liawati
Imas Siti Liawati Mohon Tunggu... profesional -

Kunjungi karya saya lainnya di www.licasimira.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Kuliner] Cinta Tak Terelak Pada Penjual Seblak

6 Juni 2016   20:58 Diperbarui: 6 Juni 2016   21:23 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal inilah yang memunculkn simpatiku sehingga menumbuhkan perasaan yang tak biasa. Ngomong-ngomong sepertinya aku tak bisa melenyapkan perasaan ini. Yang ada justru semakin tumbuh subur.

Ah, urusan Mama nanti yang penting sekarang soal hati. Aku harus mengatakan perasaanku, tekadku dalam hati. Sungguh, aku tak lagi dapat menahan perasaan ini. Segera dan secepatnya akan kujadikan Mentari milikku.

“Tari!”

“Mas Alif.”

Spontan aku menoleh. Tampak seorang lelaki menghampiri Mentari. Lelaki itu tersenyum dan tak lama Mentari dengan takzim menyalaminya. Kedua alisku bertaut seketika.

“Dari mana, Mas? Kok udah nyampe sini?”

“Aku libur hari ini. Jadi nggak ada salahnya kalau ke sini.”

“Oh gitu.”

Sekilas kutangkap binar senang di wajah Mentari. Ia terlihat sumringah. Bahagia. Perasaanku mendadak tak enak. Ada apa ini? Siapa lelaki itu?

“Ehm,” aku berdeham. Kontan kedua kepala menoleh. Mentari tersenyum.

“Eh, Kang ini kenalin Mas Alif,” Refleks aku berdiri karena lelaki itu tersenyum dan mengulurkan tangan, “Dan Mas, ini Kang Rido. Langgananku. Mahasiswa kampus depan.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun