“Ngapain masih bengong di situ? Sana! Katanya lapar?”
Aku berbalik. Alih- alih menuju dapur, aku kembali ke kamar. “Heh, nggak jadi makan kamu, Kayla?”
Aku menggeleng dengan bibir mengerucut sebal. “Nggak. keburu kenyang diomelin Mama mulu.”
“Lagian kamu suka banget cari gara-gara. Makanya dengerin apa yang Mama bilang. Jangan masuk kuping kanan keluar kuping kiri!”
Wajahku pun bertambah muram. Ngomel lagi deh!
Ck, Mama ini beneran Ibu tiri apa ya?
***
“Kayla, cuci piringnya!”
Aku mendesis. “Nanti aja sih, Ma. Kayla mau nonton TV dulu. Nanti abis acaranya selesai ya,” tawarku kemudian.
“Anak gadis itu rajin, Kay. Jangan males!” Geleng Mama.
“Nggak males, Ma. Tapi nanti!” bujukku kembali dengan mata yang tak lepas dari layar kaca. “Kayla janji bakal cuci…,”