Mohon tunggu...
Imas Siti Liawati
Imas Siti Liawati Mohon Tunggu... profesional -

Kunjungi karya saya lainnya di www.licasimira.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Demam

14 Mei 2016   21:07 Diperbarui: 14 Mei 2016   21:18 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Nengok Rey,” jawab Haris pendek. Rey. Reyhan Danu, satu lagi bagian dari mereka. Keempatnya cukup dikenal di sekolah. Cowok- cowok usil tetapi banyak prestasi.

“Emang Rey sakit?”

“Astaga Ra, lo ini pinter- pinter tapi telmi ya?” sindir Rifat sembari  mendengus geli, “Ya jelaslah kalau nengok berarti dia sakit. Iya kali lo kira kita nengok bayi.”

Aira nyengir. “Ya sorry! Salah keknya pertanyaan gue. Harusnya gue tanya emang sakit apa Rey? Pantas aja kalian bertiga kalem, ternyata si Rey nggak masuk sekolah to!”

“Ish lo ini!” desis Rifat.

“Ya lagian kalian, hobi kok rusuh,” Kini giliran Aira yang mengejek ketiganya.  

“Udah deh lu kalau mau nyela nanti- nanti aja! Jawab aja dulu pertanyaan Haris tadi,” ucap Jared.

“Emang harus gue ikut?”Aira balik bertanya dengan nada ketus. Bukan dia bermaksud jahat, tetapi menjenguk Reyhan sakit jelas tak pernah ada dalam pikirannya, mengingat dia lah yang selalu menjadi korban kejahilan Reyhan. Ada saja perilaku pemuda itu yang memancing amarahnya. Minggu lalu saja Aira dibuat gusar, karena Reyhan menganggu ketenangannya saat sedang membaca di perpustakaan sekolah. Dan akibat gangguan Reyhan, sekarang penjaga perpustakaan selalu menatapnya galak. Mungkin khawatir, jika dirinya akan mengganggu ketenangan perpustakaan sekolah.

“Ya elah, salah lo, Ris!” gerutu Rifat. “Model begini jangan ditanya, mending langsung diseret.”

Aira melotot. Diseret? Emang dia apaan!

“Pokoknya lo kudu ikut deh, Ra nanti siang.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun