Mohon tunggu...
Iman Suwongso
Iman Suwongso Mohon Tunggu... Penulis/Wartawan -

Ketika angin berhembus kutangkap jadi kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kopi Madu

25 Maret 2017   17:16 Diperbarui: 25 Maret 2017   17:33 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang seniman itu masih banyak bercerita, Sam Jack banyak mendengar dan bertanya. Lantas Sam Jack menyarankan Sang seniman untuk menyampaikan gagasannya kepada desa.

“Lantas, apa katanya?” Sam Jack memberikan teka-teki kepada saya. “Ia bilang, apa yang bisa desa berikan kepada saya. Desa harus profesional menghargai seniman. Wow, ini luar biasa. Saya tawarkan untuk bekerjasama. Pertemuan ini kami tutup dengan kesepakatan.”

“Lantas?” Korek saya.

“Ini!” Sam Jack menyodorkan map berisi dokumen yang ia bawa. “Saya menghubungi sebuah perusahaan di desa itu. Maksud saya untuk memperoleh donatur, perusahaan itu malah menawari untuk mensponsori pameran seniman desa.” Kisahnya.

Katanya, Sam Jack bersemangat untuk menemuhi Sang Seniman itu. Ia menghubunginya lewat SMS karena ditelepon tidak diangkat. Mereka bersepakat untuk bertemu di warung kopi itu.

Pada hari dan jam yang telah ditentukan Sam Jack sudah hadir di warung kopi itu. Ia pesan kopi dua gelas, satu untuknya, satu lagi untuk Sang Seniman.

Satu jam Sam Jack sudah berada di warung itu, tetapi Sang Seniman belum muncul. Ia menilpunnya tetapi tidak diangkat. Lantas Sam Jack mengirimkan SMS, tidak terbalas. Sam Jack masih berusaha menunggu. Tetapi, setelah tiga jam, dan kopi Sang Seniman itu ia seruput sampai hampir habis, Sam Jack mulai gelisah.

“Menunggu siapa Mas?” Tanya tukang warung.

“Apa seniman yang bertemu saya disini tempo hari pernah datang kesini lagi?” Saya balik bertanya.

“Apa mau bayar bon-nya?” Katanya dengan cibiran bibirnya.

“Astaga! Saya tersenyum kecut. Saya segera bayar kopi saya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun