Dilansir liputan6.com, penyakit diabetes melitus menjadi salah satu penyakit yang paling sering dijumpai pada lansia. Dalam istilah medis, diabetes disebut sebagai penyakit degeneratif menyasar lansia. Penyakit degeneratif sendiri merupakan penyakit yang mengiringi proses penuaan.
Tapi, ini hal ketiga yang ingin saya sampaikan, bahwa menjadi seorang lansia bukanlah akhir dari segala-galanya. Seorang lansia dengan segala pengalaman dan penderitaannya bisa menjadi pelangi yang mengispirasi anak-cucunya, dan juga bagi sahabat dan kerabatnya.
Bahkan, menjadi seorang lansia dengan diabetes sekalipun bukanlah berarti langsung menjadi laskar tak berguna. Seorang lansia dengan diabetes dapat mengedukasi dan memotivasi siapapun orang yang ingin menjaga kadar gula darahnya untuk mencegah secara dini terjadinya diabetes beserta komplikasi-komplikasi penyakitnya yang berakibat fatal.
Menjadi lansia dengan diabetes bukanlah menjadi tua dengan sikap pesimistis. Menjadi lansia dengan diabetes, usia boleh saja tua, tapi sikap tetap optimistis.Â
Bagi seorang lansia, dunia boleh saja terasa sepi, tapi TUHAN tak akan pernah membiarkan dia hidup kesepian. Inilah yang perlu disadari oleh setiap lansia, bahkan bagi lansia dengan diabetes sekalipun.
= = =
Sebelum saya mengakhiri tulisan saya ini, saya ingin berbagi tentang sebuah pengamatan saya pada seorang nenek berusia 81 tahun yang menikmati hari-hari lansianya yang tanpa diabetes itu.
Di usianya yang sudah lanjut, sementara massa ototnya semakin susut dan kulitnya yang semakin keriput, semangat hidupnya masih belum surut. Kepada Tuhannya dia semakin sering bertelut. Kepada Sang Khaliknya dia semakin ingin menurut.
Dia sudah mulai bau tanah, mungkin begitu kata-kata canda yang ditujukan kepadanya. Tapi melihat langkah-langkah kakinya, ternyata dia masih bertenaga. Jarak 2,5 km ditempuhnya dalam waktu setengah jam saja.
Di tengah pandemi covid-19 yang mengancam nyawa, dia tetap teratur berolahraga, dia juga tetap selektif memilih menu makannya, dan dia juga asyik beraktivitas di dalam rumahnya. Mengisi kotak-kotak TTS adalah kebiasaannya saat masih ada waktu luang yang tersisa.
Dia cenderung masih sangat mandiri, terlihat mampu hidup sendiri. Tapi ketika tersadar di tengah sepi, maka sepenggal obrolan hangatlah yang dia cari. Senyumnya berseri-seri ketika anak-cucunya datang menyambangi.