Dia senang dibawakan makanan, tapi bukan mewahnya makanan yang membuatnya kegirangan. Maklum, satu demi satu giginya sudah mulai berguguran. Tak mudah lagi baginya untuk mengunyah makanan.
Dia juga suka dibawakan buah tangan, tapi bukan mahalnya buah tangan yang memberinya penghiburan. Dia terpuaskan oleh sekedar perhatian dan beberapa penggal kata sapaan.
Dia tidak berharap umur panjang kalau untuk mengisi umur panjangnya adalah penderitaan. Dia tidak ingin kalau umur panjangnya membuat anak-cucunya kerepotan. Dia lebih baik mati dalam kesederhanaan daripada hidup tapi terabaikan.
Sementara saya akan mengakhiri tulisan ini, sebuah lagu dalam bahasa Batak ciptaan Deny Siahaan terdengar merdu di telinga saya. Inti dari lagu tersebut adalah sebuah ajakan dari seorang lansia kepada anak-anaknya: Â "Berbuat baiklah kepada orangtuamu selagi orangtuamu masih hidup."
So marlapatan marende, margondang, marembas hamu molo dung mate au. So marlapatan nauli, na denggan patupaon mu molo dung mate au.
(Tak ada artinya kamu bernyanyi, menabuh gendang dan menari kalau aku sudah meninggal. Tak ada artinya hal baik yang kamu lakukan kalau aku sudah meninggal).
 Uju di ngolungkon ma nian tupa ma bahen angka na denggan. Asa tarida sasude holong ni roha mi mar natua-tua i.
(Semasa hidupku inilahlah kamu melakukan hal-hal yang baik, agar terlihat cinta kasihmu terhadap orangtuamu).
= = =
Okelah kalau begitu. Sekian saja dulu. Tapi kalau kamu memandang tulisan saya ini penting dan bermanfaat, silakan bagikan tulisan ini kepada sahabat dan keluarga yang membutuhkannya.