Mohon tunggu...
Imam Prihadiyoko
Imam Prihadiyoko Mohon Tunggu... Jurnalis - penulis

hobi travel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Klampok: Terlontar (9)

25 November 2024   06:30 Diperbarui: 10 Desember 2024   20:44 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara radio kencang, yang tidak terlalu kencang namun pembicaraan yang keluar dapat di dengar dengan nyata. Sebelumnya, Joy memutar saluran radio yang memutar musik klasik dari pianis Chopin Nocturne op.9 No.2. Joy yang setengah tertidur di ruang tamu rumahnya di Malang mendengarkan selintas adanya pembacaan berita. Semula dirasakan wajar disela-sela permainan Chopin terhenti oleh breaking news. Ia memang sudah ngantuk berat, namun karena itu terkait dengan temuan arkeologi, selalu menyita perhatiannya. Sang pembaca berita perempuan mengatakan:

"Arkeolog yang menemukan batu candi di situs Srigading, Dusun Manggis, Desa Srigading, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, akhirnya memindahkan temuan tersebut ke Museum Singhasari, Malang."

Pemindahan ini dilakukan atas permintaan warga sekitar yang merasa sering ada kemunculan sosok gaib di batu candi tersebut. Ekskavasi atau penggalian Situs Srigading di Kabupaten Malang, berhasil mengungkap misteri peradaban era Kerajaan Mataram Kuno. Dari ekskavasi dua tahap situs yang ada di Dusun Manggis, Desa Srigading, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, arkeolog menemukan beberapa benda bersejarah yang jadi bagian candi.

Salah satu yang ditemukan adalah batuan ambang relung candi. Batuan ini ditemukan pada ekskavasi tahap pertama yang berlangsung pada Senin 7 Februari 2022 hingga Sabtu 12 Februari 2022. Usai diekskavasi dan dipindahkan batu ini dititipkan dan disimpan sementara di salah satu rumah warga sekitar situs.

Dari sinilah kejadian janggal kerap kali terjadi di atas batuan ambang relung candi itu. Konon di batuan tersebut muncul sosok tinggi besar berwarna hitam menjulang tinggi hingga dua meter lebih. Sang makhluk yang diduga penunggu batu ini menampakkan dirinya dalam kondisi duduk bersila di atas batu itu. Dari penelusuran metafisika, diduga sang makhluk tak kasat mata yang menyerupai raksasa ini adalah penunggu candi. Dia kerap kali menampakkan diri atau mengganggu orang-orang yang memiliki tujuan negatif kepada situs peninggalan Mataram Kuno era Mpu Sindok ini.

Seorang Pamong Budaya Ahli Muda Museum Singhasari Yossi Indra Hardyanto mengakui, sejumlah masyarakat yang merasa ketakutan, menceritakan hal itu padanya. Ini pula yang menjadikan alasan mengapa batuan itu akhirnya segera dipindahkan ke Museum Singhasari Malang.

Ada yang bercerita lagi, di dekat rumah itu ada tukang sayur yang beraktivitasnya belanjanya mulai dari jam 3 pagi. Itu sudah dilakukannya lebih dari lima tahun. Nah dia itu mengaku sering ditampakkan makhluk seperti raksasa. Tapi  yang mengaku melihat makhluk besar itu, tidak cuma tukan sayur itu. Masih ada beberapa pendudukan di sekitar tempat itu juga punya cerita yang mirip.

Yossi Indra Hardyanto menjelaskan, sosok yang menampakkan diri seperti orang tinggi besar hampir dua meter lebih, dengan posisi duduk di atas batu bersila. Mengingat ada desakan warga sekitar situs untuk dipindahkan maka pihak museum mengambil langkah cepat dengan mengambil dan mengamankan sementara hasil temuan arkeologi itu di Museum Singhasari.

Antara sadar dan tidak, Joy mengingat lagi, tentang temuan para arkeolog di Malang. Sempat terpikir, ada rasa bangga di saat mengganasnya Pandemi Covid-19 ada rekan seprofesinya yang terus bekerja. Tapi.... tunggu dulu. Tadi saat berita temuan itu dibacakan, sepertinya disebutkan adanya ekskavasi di bulan Februari tahun 2022. Padahal sekarang baru bulan Juni 2019. Tiga tahun lebih cepat.

Wah apa ia tidak salah dengar. Ia mengucek-ngucek matanya. Joy melihat jam tangannya untuk memastikan sekarang ini masih tahun 2019. Ia pun mencubit lengan kanan dengan tangan kirinya, dan terasa sakit, untuk sekedar memastikan tidak sedang berada di alam mimpi. Ataukah sekarang ia terbawa oleh sesuatu, tanpa sadar berpindah ruang ke masa depan. Setelah matanya lebih terbuka lagi, Joy melihat saluran radio yang diputarnya. Ternyata itu radio yang memutar khusus musik klasik. Saluran yang dipilihnya sebelum terlelap. Joy tahu betul, radio itu tidak akan membacakan berita atau acara lain, kecuali terkait dengan musik. Ataukah, memang sudah ada perubahan di keredaksian radio tersebut, dengan menambahkan pembacaan berita lain selain musik yang dianggap menarik.

Ia pun bergegas bangkit dari tidurnya dan berjalan ke kamar, melihat artefak kecil yang memiliki goresan mirip dengan Arca Prajnaparamita, yang merupakan titisan Ken Dedes. Masih terngiang dengan jelas di telinga Joy, kalau sang pembaca berita menyebutkan adanya penemuan arkeologi yang terjadi di bulan Februari 2022, hasil dari dua tahap ekskavasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun