Mohon tunggu...
Imam Prasetya
Imam Prasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hukum Keluarga Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebab Perceraian, Analisis, Faktor-Faktor, Dampak, dan Solusinya

8 Maret 2023   23:19 Diperbarui: 9 Maret 2023   00:18 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali ada fase remaja kedua bagi pasangan yang baru saja bercerai. Dalam upaya memulihkan harga diri mereka yang merosot atau memerangi kesepian mereka, mereka terlibat dalam serangkaian hubungan untuk mengalami kemandirian yang baru ditemukan. Karena tindakan yang dilakukan tidak dipikirkan dengan matang, hal ini dapat menimbulkan masalah baru yang lebih tragis.

Perceraian bukanlah pilihan terbaik karena Anda harus menghadapi kekurangannya. Meskipun sepertinya pernikahan Anda akan segera berakhir, bukanlah ide yang baik untuk mengakhirinya dengan mengajukan gugatan cerai. Demi anak dan keluarga Anda, pertimbangkan untuk menjaga pernikahan Anda. Sebagian besar alasan perceraian adalah karena kegagalan komunikasi, jadi jika pasangan Anda terlihat tidak baik atau tidak mencintai Anda, cobalah untuk mengungkapkannya dengan lembut. Akan merugikan untuk mempertimbangkan berselingkuh.

Solusi ideal bukanlah perceraian. Berpikir panjang dan keras tentang efek perceraian. Banyak contoh menunjukkan bahwa pernikahan bermasalah masih bisa diselamatkan tanpa perlu perceraian.

D. Solusi Mengatasi Perceraian

Sebelum menikah mempelajari masalah-masalah yang mungkin terjadi saat berkeluarga, seringkali pertengkaran antara suami istri disebabkan karena kesalahpahaman antara mereka (komunikasi yang buruk). Maka hal yang harus dilakukan adalah belajar ilmu Komunikasi yang baik, seperti; belajar mendengarkan dengan baik, saling perhatian/pengertian, saling menghormati (tidak mementingkan egonya sendiri) dll.

Bertanggungjawab. Bertanggung jawab bukan berarti memenuhi semua keinginan, akan tetapi memenuhi semua kebutuhan. Bertanggung jawab berarti melaksanakan kewajibannya masing-masing. orang yang bertanggung jawab pasti akan bekerja keras dalam membahagiakan dan mempertahankan keluarganya. Memahamkan sifat tanggung jawab kepada calon pengantin merupakan hal yang sangat penting. Hal ini bisa dilakukan oleh keluarga, ustadz, tokoh masyarakat, atau kepala KUA.

Konsultasi terhadap orang yang hakam (bijaksana)

Bila sudah menikah, dan terjadi masalah yang tak kunjung usai, maka sangat perlu seseorang yang hakam (bijaksana), untuk menyelesaikan/mendamaikan masalah tersebut. Disinilah peran wali nikah yang dibutuhkan, wali nikah harus bisa mendamaikan kedua belah pihak. Suami/istri harus berkonsultasi kepada orang yang bijaksana, bisa dengan keluarga, tokoh masyarakat, atau pemuka agama, untuk mencarikan solusi/untuk melunakkan hati masing-masing. 

Memahami tujuan pernikahan dengan baik, yaitu untuk beribadah kepada Allah, dengan begitu, seseorang akan bersungguh-sungguh dalam menjaganya (tidak main-main)

Bersikap rasional

Dalam menghadapi masalah sebaiknya bersikap rasional dengan akal sehat dan tidak emosional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun