Mohon tunggu...
Imam Hariyanto
Imam Hariyanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Agribisnis Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Garam Amed Bali, Salah Satu Garam Unik di Indonesia

11 Desember 2016   12:01 Diperbarui: 11 Desember 2016   12:10 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak Indikasi Geografis Bagi Petani Garam Amed

10-584cdb08b47a6117068b4568.jpg
10-584cdb08b47a6117068b4568.jpg
Produksi garam di Amed tidak hanya menjadi salah satu aktivitas petani, namun juga anak-anak di sana. Generasi masa depan, penerus untuk mejaga warisan leluhur, produksi garam secara tradisional.

Anak-anak di Amed jamak menjadi penjual garam, biasanya mereka menjual kepada turis asing yang berlibur di Amed. Seperti anak-anak yang saya temui di pinggir pantai ini.

Sepulang sekolah atau saat sekolah libur, mereka tidak banyak bermain. Tapi mereka akan berkeliling Amed untuk menjual garam yang dikemas sebagai souvenir menarik. Satu hal yang menarik adalah mereka bisa berkomunikasi dengan Bahasa Inggris, bahkan Bahasa Perancis. Buktinya saat saya tantang mereka untuk mencoba merayu saya untuk membeli garam mereka dengan menggunakan kedua bahasa tersebut, mereka bisa melakukannya. Saya kalah taruhan, saya pun membeli garam souvenir garam mereka. Oia, saya melakukan ini dengan maksud bercanda dan bersenang-senang saja...haha

11-584cdb26597b61df0b92a1f6.jpg
11-584cdb26597b61df0b92a1f6.jpg
12-584cdb2a8523bda15f4526fe.jpg
12-584cdb2a8523bda15f4526fe.jpg
Penghargaan Indikasi Geografis kepada Garam Amed Bali yang nantinya akan memberikan sebuah logo baru dalam kemasan mereka, secara teori, akan membuat "nilai" garam yang dijual dihargai lebih tinggi. Adanya logo Indikasi Geografis Garam Amed Bali memiliki arti bahwa garam tersebut dijamin memiliki kualitas baik dan benar-benar garam murni dan asli yang diproduksi oleh petani garam di Amed. Bukan merupakan garam oplosan atau garam dari daerah lain. Ingat kembali konsep "ciri dan kualitas" unik dari produk di setiap daerah.

Dampak Ekonomi, peningkatan harga garam yang diterima oleh petani, itu adalah dampak yang diharapkan oleh adanya Indikasi Geografis. Selain tentu menjaga kelestarian budaya leluhur, yaitu produksi garam secara tradisional.

Oke, itu tadi sepenggal cerita ringkas tentang perjalanan saya ke Amed, Bali. Indonesia benar-benar negeri yang kaya akan alam dan budaya. Saya ingin menjelajah negeri ini lebih jauh lagi, lebih banyak lagi.

Nantikan cerita saya selanjutnya ya :D

Disclaimer: Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk membandingkan gaya ngopi kota mana yang lebih baik atau tidak, karena setiap kota punya budaya dan selera ngopi yang berbeda. Dan perbedaan di setiap kota itu memberikan warna baru bagi perjalanan saya, saya suka itu :).  Tulisan ini sebelumnya telah dipublkasikan di blog pribadi penulis yang bisa dilihat pada tautan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun