Â
Taqiyuddin An-Nabhani, Asy-Syakhshiyah Al-Islamiyah. Juz III (Ushul Al-Fiqh). Cetakan II. (Al-Quds: Min Mansyurat Hizb Al-Tahrir, 1953), hal. 239
Â
Lihat Abdurrahman Al-Baghdadi, Op. Cit., Hal. 64-65, dan Muhammad Asy-Syuwaiki, Al-Khalash wa Ikhtilaf An-Nas. (Al-Quds: Mu`assasah Al-Qudsiyah Al-Islamiyyah, tth), hal. 102-103
Â
Ibid., hal. 64-65 Asy-Syuwaiki, hal. 103
Â
Lihat Abdurrahman Al-Jaziri,. Kitab Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah (Haramkah Musik dan Lagu?). Juz II. Qism Al-Mu’amalat. Cetakan I. (Beirut : Darul Fikr, 1999), hal. 52. Lihat juga Toha Yahya Omar, Hukum Seni Musik, Seni Suara, dan Seni Tari Dalam Islam. Cetakan II. (Jakarta: Penerbit Widjaya, 1983), hal. 24
Â
Syaikh al-Albani, beliau bernama lengkap Abu Abdirrahman Muhammad Nashiruddin bin al-Haj Nuh al-Albani (lahir di Shkoder, Albania; 1914 / 1333 H – meninggal di Yordania; 1 Oktober 1999/21 Jumadil Akhir 1420 H; umur 84–85 tahun). Beliau dikenal sebagai salah seorang ulama Islam di era modern yang dikenal sebagai ahli hadits. Beliau dibesarkan di tengah keluarga yang tak berpunya lantaran ketekunan dan keseriusan mereka terhadap ilmu, khususnya ilmu agama dan ahli ilmu (ulama). Ayah al-Albani, yaitu al-Haj Nuh, adalah lulusan lembaga pendidikan ilmu-ilmu syariat di ibu kota negara Turki Usmani (yang kini menjadi Istanbul). Syaikh al-Albani wafat malam Sabtu, 21 Jumada Tsaniyah 1420 H, atau bertepatan dengan tanggal 1 Oktober 1999.
Â