Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sumpah Pemuda dalam Bayang Stigma, Hak dan Suara ABK yang Tak Kunjung Didengar

28 Oktober 2024   12:31 Diperbarui: 30 Oktober 2024   15:12 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini, perjuangan para pemuda tidak lagi sebatas kemerdekaan bangsa, tetapi juga untuk membebaskan setiap individu dari stigma dan batasan yang menghambat mereka. Inilah waktu yang tepat untuk menciptakan komitmen bersama: bahwa kita akan membuka pintu kesempatan bagi ABK untuk belajar dan berkembang tanpa rasa takut atau malu.

Bayangkan jika kita, sebagai masyarakat, pendidik, dan pemerintah, bersumpah untuk menghapus stigma dan memastikan hak belajar bagi setiap anak terpenuhi. 

Kita perlu melihat peran kita dalam menciptakan sekolah yang benar-benar inklusif, di mana semua anak merasa diterima dan dihargai. Dr. Mel Ainscow, seorang peneliti pendidikan inklusif dari Inggris, menyatakan bahwa inklusi bukan hanya tentang menempatkan anak-anak berkebutuhan khusus di ruang kelas yang sama, tetapi tentang mengubah cara pandang dan praktik kita dalam mendidik semua anak. Inklusi sejati memerlukan dedikasi dan keterbukaan hati dari setiap pendidik.

Maka, dalam semangat Sumpah Pemuda, mari kita buat sumpah baru sumpah untuk inklusi sejati. Bahwa kita tidak akan hanya berdiam dan menyaksikan stigma terus mengakar, tetapi kita akan menjadi bagian dari solusi. 

Mari kita berjanji untuk memahami, menerima, dan membimbing setiap anak tanpa terkecuali, memberi mereka hak yang sama untuk bermimpi, belajar, dan meraih masa depan yang mereka inginkan.

"Kita teriakkan 'satu nusa, satu bangsa, satu bahasa,' namun sebagian anak kita tetap terjajah oleh ketidakadilan, oleh sekat-sekat yang tidak kasat mata. Sumpah Pemuda yang sejati adalah ketika setiap suara---terutama mereka yang sering terabaikan mendapat ruang untuk didengar. Sumpah Pemuda yang sejati adalah janji bersama untuk membongkar stigma dan menyuarakan kemerdekaan hak bagi semua."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun