Bisa dibayangkan kan, kalau seseorang terus-terusan mengkritik diri sendiri tanpa ada apresiasi sama sekali pasti akan capek sendiri. Kalau terus berlanjut, hal ini bisa menyebabkan burnout atau stres berat.
2. Cenderung Individualis
Orang-orang dengan imposter syndrome bisa saja merasa bahwa meminta bantuan orang lain adalah tanda bahwa mereka lemah. Akibatnya, mereka akan cenderung mau mengerjakan segala sesuatunya sendiri, yang kemudian bisa berujung lelah dan overwork.
3. Takut Mencoba
Karena takut gagal dan tidak bisa memenuhi ekspetasi diri sendiri, mereka dengan imposter syndrome ini biasanya menjadi takut untuk mencoba. Apalagi, mencoba hal-hal yang baru atau suatu hal yang belum pernah mereka lakukan berakibat banyak kesempatan berharga lewat begitu saja.
Terdapat beberapa faktor-faktor tertentu yang bisa menyebabkan seseorang mengalami imposter syndrome, antara lain yaitu pola asuh orang tua yang mengutamakan pencapaian dan prestasi, lingkungan yang kompetitif, sifat yang perfeksionis, serta peran baru (seperti sebagai mahasiswa atau pekerja).
Sindrom ini biasanya ditemukan pada seseorang yang tumbuh besar dalam keluarga yang menekankan pentingnya prestasi. Jika terus menerus terjadi, dikhawatirkan akan muncul depresi dan kecemasan.
Lantas bagaimana cara untuk mengatasi imposter syndrome? Coba simak cara-cara berikut ini :
1. Jujur dengan Diri Sendiri
Akui perasaan dan jujurlah dengan diri sendiri tentang apa yang dirasakan. Kemudian, cari tahu mengapa bisa merasakan hal-hal itu. Seperti misalnya, sering kali saat pikiran negatif muncul karena overthinking terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak terjadi. Dengan mengakui perasaan itu, bisa dengan bercerita atau menulis maka akan bisa membantu mengurai pikiran negatif diri sendiri.
2. Tak Ada yang Sempurna di Dunia Ini