Leman hanya bisa geleng-geleng kepala. Telepon genggamnya kembali berdering.
"Ya To," kata Leman
"Berkas yang dari Pak Joni di mana? Kau taruh di mana Man?" Kata Anto, kolega Leman di kantor.
"Ya biasa lah di mejamu," kata Leman.
"Meja yang mana Man. Ini bisa jadi masalah besar jika berkasnya tak ada," kata Anto mulai panik.
"Sebentar lagi aku ke kantor," kata Leman makin kepayahan.
Mandi cepat, sarapan cepat, minum cepat. Kepala Leman mau pecah. Hampir setiap hari istri, kantor, ibu, dan orang-orang lain terus menekannya.
Hidup serba cepat. Lalu Leman ingin bergegas. Tapi dia mendapati anak sulungnya basah celana. "Ngompol?" Tanya Leman.
Si sulung mengangguk. Leman geleng geleng kepala. "Buuuu, anakmu ngompol," teriak Leman.
Leman bergegas keluar, menyalakan sepeda motor dan akan pakai helm.
"Kamu mau ke mana?" Kata Istri.